Langsung ke konten utama

Santai Boleh, tapi...

Ketika aku ingin pergi ke suatu tempat, aku terbiasa merencanakannya matang-matang. Banyak hal aku siapkan : mulai dari transportasi, rute, pakaian, bawaan, dan lainnya. Tidak hanya bepergian. Segala kegiatan kecil maupun besar selalu aku rencanakan dengan baik. Hal itu yang membuat aku puas dan berusaha tampil prima dalam segala aktivitas.

Suamiku adalah orang yang berkebalikan dengan aku. Mas bisa dikatakan lebih santai dan "woles". Aku juga punya banyak teman yang seperti itu dan kebanyakan pribadinya sangat menyenangkan. Sebagai orang yang apa-apa ingin "well-prepared", bergaul dengan orang-orang "santai" memberiku banyak "positive insight". Jujur, terlalu perfeksionis bisa membuat stress dan santai mampu menghindari itu.

Mulailah aku hidup dengan lebih santai. Travelling yang biasanya membawa koper, aku cuma bawa satu ransel. Kondangan yang biasanya ribet, aku bikin simpel saja. Toh, sudah nikah juga, tidak perlu terlalu cantik di luar, cukup cantik di dalam. Masalah pendidikan yang biasanya penuh idealisme, aku jalani saja dengan sumringah. Semakin santai, semakin nyaman hidupku. Stress levelku berkurang. Tapi tentu saja, aku belum bisa 100% santai, paling baru 30-35% saja. Toh, mempersiapkan beberapa hal bukan suatu kesalahan, maka seringkali tetap aku lakukan.

Baru-baru ini aku menyadari pula, ada banyak orang yang terlalu santai banget dalam hidupnya dan dia sukses (duniawi). Aku salut dan terkadang ingin juga begitu.

Sampai akhirnya, aku tahu bahwa terlalu santai itu jebakan. Aku bisa melihat di sekitarku. Baru-baru ini aku juga mengalami sendiri. Ada hal yang tidak aku persiapkan dengan baik dan aku terjebak. Salah satu contoh kecilnya adalah waktu itu aku belum beli tiket kereta prameks. Karena gampang kan? Itu cepat, tidak sulit. Tidak mungkin kehabisan. Apalagi bisa dibeli lewat aplikasi KAI access. Aku terlena sampai akhirnya tinggal H-1. Waktu aku mau beli ternyata akun KAI-ku error. Aku cepat-cepat pergi ke stasiun tapi bagian penjualan sudah tutup. Aku menelpon temanku, menelepon CS KAI, menghubungi calo, dan tindakan lainnya yang menyulitkan. Beruntung di stasiun aku bertemu kawan sekolah. Dia mencoba membantuku tapi gagal. Bahkan temanku  itu sampai minta tolong temannya yang lain untuk membantu aku dan tetap tidak bisa. Akhirnya, aku dapat tiket tapi bukan pada jam yang aku inginkan dan harus menunda kepulangan.

Aku sadar, aku salah. Andaikan aku lebih menyiapkannya, pastilah aku tidak perlu mengeluarkan energi dan biaya lebih banyak. Tak perlu juga aku membuat orang lain ikut sibuk dalam masalahku. Aku pun akhirnya berusaha tidak terlalu terlena dalam apapun. 

Bisa jadi sih dengan santai segalanya lancar. Alhamdulillah. Tapi bisa jadi juga santai itu mengantarkan kita ke hal-hal yang tak terduga. Jika imbasnya ke diri sendiri sih tidak begitu merasa bersalah. Tapi ternyata, "kesantaian" bisa juga mendatangkan banyak masalah baru dan akhirnya kita tidak mampu menyelesaikannya sendiri. Alhasil, kita  yang semula santai malah jadi buru-buru. Kemudian kita "terpaksa" untuk "memaksa" orang lain terlibat atau dalam arti kita jadi menyusahkan orang lain.

Orang santai banyak yang sukses. Orang terencana juga banyak yang sukses. Tapi sukses itu bukan ditentukan oleh itu. Sukses adalah gabungan dari usaha, doa, dan anugerah. Setidaknya itu yang aku yakini.

Santai bisa bikin hidup lebih nyaman. Tapi jangan sampai nyaman yang sementara itu jadi bumerang buat sekitar. Terlalu idealisme dalam rencana juga kurang baik. Manusia hanyak bisa berencana, Allah yang menentukan. Sebaiknya hidup seimbang :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks MC Bahasa Inggris di Acara Kuliah Pakar (Stadium General)

Rabu kemarin aku diminta jadi MC di acara kuliah pakar dengan dua pembicara. Satu satunya pembicara dari Turki dan satunya lagi adalah dosen UNS sekaligus mahasiswa post-doc di Dortmund, Jerman. Acaranya alhamdulillah lancar meski didn't run smoothly. So, di sini aku akan share teks MC berbahasa inggris. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan.  Ladies and gentleman, may I have your attention please. Please have a seat because opening ceremony is about to begin. Assalamualaikum wr wb. Good Morning ladies and Gentleman, welcome to  2 nd Floor room, Graduate School, Universitas Sebelas Maret. We would like to express our sincere gratitude to 1.   Excellency The Head of Chemistry Graduate Program / Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M.Si 2.   Honourable the speaker from Department of Chemical Engineering, Izmir Institute of Technology/ Prof. Selatahattin Yilmaz, welcome to Indonesia. 3. Honourable the speaker from Department of Chem

Tahapan Rekrutmen Medical Delegate Trainee (MDT) PT Nestle Indonesia Oktober-November 2015

Karena banyak yang request, akhirya aku bikin edisi yang more detail.  Posisi MDT PT. Nestle Indonesia bisa didapatkan melalui rekrutmen kampus, jobfair, dan event pencarian kerja lainnya. Rekrutmen kampus mungkin salah satu yang berpeluang besar untuk kita, terutama fresh graduate. UNS Surakarta. Posisi yang ditawarkan adalah Medical Delegate Trainee (MDT). Saat aku mendaftar dulu, secara umum tahap seleksinya ada 7 : short interview, focus group discussion, in depth interview, join visit, final interview, medical check up, dan salary offering. Kalau dari rekrutmen kampus, biasanya kita diminta mengisi form online mengenai biodata kita. Kemudian, pada hari yang sudah ditentukan, kita diminta datang ke tempat seleksi. Pastikan pakai baju yang rapi dan bersepatu. Nestle akan  mengawali rekrutmen dengan memberikan presentasi mengenai introduction about perusahaan. Nestle bergerak di bidang nutrition, health, and wellness. Tagline nya adalah good food, good life. Selanjutnya masin

Cara Mengisi Formulir Visa Nasional (Residence Permit) Kedutaan Jerman

Hai travellers! Apply visa untuk pertama kali memang agak membingungkan. Tapi jangan takut, asalkan semua syarat sudah terpenuhi, proses pembuatan visa pasti jadi semakin mudah dan lancar. Formulir merupakan salah satu syarat pengajuan visa. Mau ga mau kita harus mengisinya kan? Kabar baiknya adalah formulir harus diisi dalam bahasa jerman! Saya sempet bingung karena ga bisa bahasa Jerman. Tapi Alhamdulillah, dengan segala macam upaya akhirnya sekarang saya sudah bisa mengisi formulir tsb dan akan share ke teman-teman yang membutuhkan. Pertama download dulu formulirnya di sini :  http://m.jakarta.diplo.de/contentblob/3453968/Daten/4808067/antrag_national.pdf Mengisi formulir boleh dengan cara diketik atau ditulis tangan. Setau saya warna tintanya juga bebas, boleh hitam atau biru. Eh, tapi jangan merah ya, aneh kayaknya haha. Yuk kita mulai mengisinya :)