Alkisah, ada sebuah daun yang jatuh cinta dengan kupu-kupu. Daun itu tergantung pada sebuah pohon tinggi, rimbun, dan berduri. Pertama kali daun itu melihat si kupu-kupu adalah saat temaram sore. Kupu-kupu itu terbang dengan anggun mengelilingi pohon mencari jalan pulang. Semakin malam, semakin cantik sang ratu kupu-kupu disinari sinar rembulan. Kupu-kupu itu ternyata tahu dirinya diperhatikan. Dia tersipu kegirangan. Rupanya kupu-kupu itu juga menyukai si daun yang tebal, kokoh, dan ramah. Daun yang tiap angin datang, tak henti-hentinya menari dengan suka hati. Daun yang dengan sigap melindungi si batang, ranting, dan dedurian saat hujan dan terik matahari. Setiap melihatnya, kupu-kupu semakin cinta. Maka, setiap pagi dihinggapinya sang daun yang hijau berkilatan. Sekadar bercengkrama atau berbagi suka duka. Dengan susah payah, kupu-kupu menggapai daun yang tinggi. Kadang pula duri-duri rantingnya melukainya tapi dia tidak putus asa untuk bertemu dengan sang daun. Tak terasa semakin lama, dia jenuh juga. Setiap hari ia semakin kesulitan dan sakit. Dia pun membujuk sang daun.
"Wahai daun, tinggalkan sajalah batang, ranting, dan duri-duri ini. Mereka selalu menyakitiku".
"Aku tidak bisa".
"Mengapa? Kau bisa hidup bahagia bersamaku".
"Aku tidak bisa".
"Mereka selalu membuatku susah menemuimu. Aku semakin sedih".
"Aku tidak bisa. Mereka lah yang dulu selalu bersamaku dan membantu aku hidup".
"Aku tidak bisa".
"Mengapa? Kau bisa hidup bahagia bersamaku".
"Aku tidak bisa".
"Mereka selalu membuatku susah menemuimu. Aku semakin sedih".
"Aku tidak bisa. Mereka lah yang dulu selalu bersamaku dan membantu aku hidup".
Dengan gontai, kupu-kupu itu pulang. Dia mencintai daun tapi dia tak bisa bertahan dengan batang, ranting, dan duri di sekitar daun.
Begitulah hidup, tiada yang sempurna. Senang selalu beriringan dengan kesedihan. Batang, ranting, dan duri menggambarkan rintangan. Baik itu dari keadaan, lingkungan sekitar, orang-orang terdekat, hobi, kesehatan, tempat tinggal dan lain sebagainya. Menerima satu kebahagiaan berarti menerima seluruh semestanya. Mau menerima juga seluruh konsekuensinya dan itu tidak mudah. Hanya keikhlasan yang bisa membuat segalanya mudah. Hanya rasa ingin bersama dan saling berjuang yang membuat hati tenang.
Semoga besok senantiasa bahagia yang sesungguhnya kelak di taman surga, tanpa usikan dari apapaun jua. Berdua. Beriringan dengan apa yang dicinta dan dicita. Semangat ya :)
Komentar