Pagi ini terasa lain. Jam masih menunjukkan pukul 7. Tapi aku sudah mandi, sudah makan dan beres-beres. Ya, suamiku berangkat kerja lebih awal. Sungguh, ditinggal lebih awal itu tidak mudah jika tidak biasa wkwk. Hari ini ada puncak acara perayaan Hari Lingkungan Hidup. Alhamdulillah, setelah sekian hari pak suami berangkat fajar pulang petang menyiapkan acara ini, hari ini semua akan usai dan normal lagi. Rasanya tidak tega melihat pak suami pulang berlelah-lelah. "Abis angkat-angkat", katanya singkat kemarin sore. "Gimana mas, ada berita apa di kantor?". "Ya begitulah sayang". Aku jadi gemas, kalau lelah pak suami jadi sedikit bicara wkwk. Kerugian untukku juga karena lelah membuatnya mengantuk. Momen cerita-cerita sepulang kerja yang aku suka jadi hilang. Jadilah aku cuma diam di karpet mewarnai jurnal aktivitasku seorang diri. Aaaaa. Tapi sabarlah wahai ibu-ibu. Sesungguhnya semua itu untuk kita, demi menafkahi kita, bukankah begitu? Maka bersyukurlah.
Dan untuk pak suami, terima kasih banyak.
“Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR. Thabrani)
“Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil tangannya (bekerja) sendiri. Dan apa saja yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak dan pembantunya adalah sedekah.” (HR. Ibnu Majah)
“Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bekerja dan terampil. Siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah.” (HR. Ahmad).
Masih banyak lagi hadits tentang bekerja dan mencari nafkah. Semoga lelahnya suami bekerja bernilai ibadah dan diganjar pahala yang luar biasa. Dan semoga keikhlasan kita merapikan kamar, memasak, dan menunggunya pulang membuat kita menjadi perhiasan dan jantung yang paling menghidupkan isi rumah. Maka, cerita cinta mana lagi yang paling indah selain yang sudah diatur oleh-Nya?
Komentar