Jangan terpancing judulnya ya hahaha. Baca dulu isinya. Insya Allah blog ini menjadi sarana sharing (karena banyak feedback positif dari teman-teman maka saya termotivasi untuk terus menulis), curhat yang bisa diambil hikmahnya, bahan renungan dan juga pengingat untuk saya sendiri. Jadi, marilah kita mulai.
Sejak sosmed jadi santapan sehari-hari, ada hobi baru yang saya lakukan jika melihat sebuah postingan, apa itu? Membaca komentar-komentar (komen) dari internet citizen (netizen). Netizen dari Indonesia sungguh kelewat kreatif, bisa menyuguhkan komentar yang sangat menarik, lucu, dan kadang provokatif. Saya sampai terbahak-bahak jika membaca komentar para netizen yang budiman itu. Namun, adakalanya saya sangat prihatin karena selain lucu-lucuan, hujat-menghujat pun jadi lebih mudah. Seringkali netizen-netizen itulah yang berkelahi di kolom komentar seorang selebgram, padahal yang memposting sama sekali tak menggubris. Apalagi sering kita dapati kalimat-kalimat di bawah ini :
"Urusi saja urusanmu sendiri".
" Ga usah sok nasihatin. Kayak lo udah baik aja".
"Ga usah bawa-bawa agama deh".
" Ga usah sok nasihatin. Kayak lo udah baik aja".
"Ga usah bawa-bawa agama deh".
yang bertengger di kolom komentar. Duuuh. Kesantunan ala orang timur sudah hilang, pemirsaaah.
Menurut pribadi saya, boleh kok mengomentari postingan seseorang yang kontroversial. Tapi ada adab dan tata caranya. Versi saya :
- Cari tahu kebenarannya. Jangan langsung judge dengan hanya melihat satu foto. Jika ingin, silakan tanyakan maksudnya dengan santun dan sopan.
- Setiap netizen pasti memiliki pendapat. Hargailah pendapat masing-masing orang. Kita berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, mana mungkin bisa dipaksakan punya komentar yang sama?
- Jika memang ingin mengingatkan, misalnya saat (maaf) seseorang memposting foto buka aurat, ingatkan dengan santun. Bukankah Rosul telah mengajari untuk berlemah lembut dalam dakwah, memudahkan dan jangan mempersulit. Kita memang diminta untuk berdakwah dan salah satu cara dakwah yang paling efektif adalah dengan memberi contoh ataunpun kata-kata yang santun dan penuh etika. Selain itu, hanya Allah yang bisa memberi hidayah entah melalui perantaraan komentar kita atau pun dengan cara lain yang Allah kehendaki.
- Terkadang miris dengan ungkapan jangan bawa-bawa agama. Prihatinnya lagi, kadang yang bilang gitu orang Islam. Duh gimana ya, soalnya dalam agama Islam semua harus bawa-bawa agama. Islam mengatur cara hidup manusia, mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Islam juga mengajari bagaimana memisahkan hubungan dengan Allah juga dengan sesama manusia. Misalnya, dalam beribadah, kita tidak boleh ikut-ikutan peribadatan agama lain. Sedangkan dalam hal mu'amalah, hubungan antar manusia, boleh kok berhubungan dengan pemeluk agama lain seperti dalam hal berdagang, bisnis, bertetangga, berteman, dan hal-hal duniawi lainnya. Gimana dengan memilih pemimpin daerah/negara yang beda agama? Saya tidak bisa berkomentar karena bukan ahlinya. Istimewanya Islam adalah semua aturan dalam Al Quran dan Hadits selalu sama dari dulu hingga sekarang dan tidak bisa diubah-ubah. Itulah mengapa tentu saja selalu ada miskonsepsi dalam beberapa ayat Al Quran atau hadits sejak Rosul wafat dan untuk menafsirkannya tidak bisa sembarang orang. Butuh ilmu khusus, pengalaman, dan keimanan. Makanya, ketika ada perbedaan konsep antar umat Islam hendaknya saling menghormati saja sepanjang yang diyakini itu ada dalil pendukungnya.
- Komentar positif akan lebih baik dilontarkan dibanding negatif, entah dengan apapun bentuknya.
- Nah begitu cara berkomentar menurut saya. Semoga kita makin bijak dalam berpikir dan berkata. Meski akun kita anonim tentu Yang Di Atas bisa tahu kan? :)
Komentar