Aku penikmat film pendek, film yang satu episode langsung habis. Kalau drama, buatku bener-bener time-consuming (karena aku selalu tidak sabaran liat lanjutannya hehe). Aku suka sekali nonton horror karena langsung bisa mengubah "suasana hati apapun" menjadi takut dan tegang. Yah, meski sering tidur di tengah cerita, tidak berani nonton sendiri dan kadang dilarang mas karena paranoid, sebenarnya horor masih jadi favoritku -,-. Besok pengen nonton horor ah di kosan.
Eh tapi dulu waktu umurku belasan dan belum punya KTP, aku suka sekali lihat film bernuasa roman. Indah gitu rasanya. Setelah itu, biasanya "wawasanku" jadi bertambah.
"Wah besok pengen nikahannya outdoor di bukit".
"Besok pengen dilamar pas ujan-ujan pake cincin berlian yang besar". Pernah lagi, aku liat film yang laki-lakinya jago main gitar atau piano. "Wah, pengen cari suami yang pinter musik". Kalau mungkin kayak Lalala Land.
"Besok pengen dilamar pas ujan-ujan pake cincin berlian yang besar". Pernah lagi, aku liat film yang laki-lakinya jago main gitar atau piano. "Wah, pengen cari suami yang pinter musik". Kalau mungkin kayak Lalala Land.
Apalagi kalo abis liat film korea. Duh.
"Pengen dikasih bunga setiap hari".
"Pengen disurprise-in pas ulang tahun pake boneka beruang besar".
"Pengen dikasih bunga setiap hari".
"Pengen disurprise-in pas ulang tahun pake boneka beruang besar".
Pokoknya definisi "so sweet" itu ya persis kayak di film-film.
Tapi itu dulu, duluuuu sekali. Sekarang beda. Barulah aku sadar kalo Tere Liye benar : "Cinta itu perbuatan". Dan aku bersyukur.
Misalnya saja, meski tanpa memberi bunga, memelihara senyumku setiap harinya juga ekspresi cinta. Lebih realitistis lagi, karena di Batu Kajang cuacanya panas dan tidak ada yang jual bunga :D
Komentar