Kita suka pantai, yang tak ramai. Bahkan kita punya "pantai pribadi". Sebenarnya aku yang suka. Kau suka gunung. Semasa remaja kau suka muncak. Kau pernah bilang, setelah menikah ingin satu kali mengajakku naik gunung yang tinggi.
"Semua aku yang bawa atau sewa porter, kau bawa diri saja".
Tapi aku gak mau. Introvert seperti aku lebih suka mengurung diri di kamar dengan wifi.
"Naik helikopter saja, turunkan aku di puncak".
Balada gunung sudah terlupa, kisah pantai sekarang. Waktu itu sore-sore, naik motor berdua. Ke pantai. Tak ada niat sih, hanya jalan saja dan sampai kesana. Aku suka telanjang kaki injak-injak pasir lembut. Tapi aku tak mau berenang di lautnya. Terlalu banyak kandungan yang tak kuinginkan di air lepas itu. Sedangkan kau, kau menggendong tasku, melepas sepatumu, mendudukinya lalu memantauku. Melihat bajuku kotor kena pasir lalu lari-larian di pesisir, rupanya kau jadi candu. Kau juga jadi lari sambil menarik-narik tanganku di sepanjang senja yang mulai lembayung. Sejak itu pantai tentu akan jadi salah satu destinasi di benak kita.
Di awal kita beda. Sampai sekarang tetap beda. Tapi tentu, ada satu hal yang sama : saling cinta dan belajar mencintai yang masing-masing suka. Ternyata bukan satu, tapi ada dua hal ya...
Komentar