Jika jarak ini hanya di atas kertas maka akan aku lipat hingga tak ada jarak antara kita...
Di awal kenal, kita dekat tapi belum lebih dekat. Andaikan dekat itu satu centi, maka akhirnya kita bisa satu mili. Kita memang erat atas nama satu departemen, tapi itu bukan alasan besar menjadikan kita hang out bersama. Hey, kita akrab karena kita subjek kehidupan yang sama. Kita adalah kumpulan orang terasing. Orang-orang yang berjuang menyelesaikan studi dalam sisa-sisa umur kuliah yang tinggal sedikit. Kita rela terisolasi. Jauh dari keramaian dan riuh rendah. Gedung terpisah. Dua kali naik tangga. Lantai tiga. Sepi. Sekuriti pun enggan melirik. Kita punya lapangan besar bermeja-meja. Medan kita bertempur. Teori-teori kita buktikan di situ. Kita punya perang masing-masing. Tugasku cukup sulit : Mengikatkan benzokain ke ion tembaga. Tugas mereka yang lain pun tak kalah rumit. Namun pasti di suatu waktu, setiap harinya, kita akan berkumpul di titik yang sama. Sejenak melupakan kegilaan reagen kimia. Meninggalkan semua reaksi yang berjalan dalam pengawasan. Kita bercengkrama, mendengarkan alunan gita. Kadang bersama melihat dunia melalui layar di komputer lipat. Aku belum pernah merasa sebahagia ini dalam peperangan. Entah mengapa semua menjadi lebih mudah saat kita tertawa bersama. Semua beban hilang.
Biasanya kita datang pagi-pagi dengan tugas yang berbeda. Tepat tengah hari kita akan menuju ruangan lain. Sholat berjamaah. Setelah itu akan sibuk dengan pertanyaan yang sama tiap harinya. Mau makan dimana? Aku yakin kita tak mengharap jawaban yang sama, bukan? Tak ada masalah asal kita pergi bersama, pulang pun bersama. Terkadang kita bernyanyi dan bercerita. Kadang pula kita makan dan bermain kartu di laboratorium (di suatu titik tertentu). Hobi kita sama : difoto. Ada pula yang suka memfoto. Lengkap sudah. Kita saling membantu, mendukung dan mendoakan. Kurang apa lagi? Ada chemistry di antara kita. Aku senang bersama kalian.
Orang bijak bilang bahwa kita akan tahu arti memiliki saat kita kehilangan. Aku sangat tahu arti memiliki kalian, maka saat ini, saat aku kehilangan, aku malah memilih untuk tidak tahu. Aku kosong. Maafkan aku lulus duluan kemudian pulang. Aku tak pernah ingin meninggalkan kalian tapi aku harus. Kita tak bisa jadi orang yang sama dan di tempat yang sama selamanya. Kita harus berubah untuk jadi lebih baik. Aku berharap kalian pun begitu. Berubah menjadi insan-insan cendikia masa depan. Semoga satu persatu kelulusan bisa menjadi motivasi bagiku dan bagi kalian, teman-teman dan tim tersayangku. Ini bukan akhir cerita. Ini awal perubahan baik di salah satu fase kehidupan. Kita adalah kita dan selamanya. Semangat, sublabers ceria!
Komentar