Aku mulai menyadari ada fenomena menarik di dunia ini. Sebenarnya ini tidak asing tapi dengan kacamata berbeda aku mulai belajar. Ada beberapa manusia yang masing-masing memiliki perbedaan di segala aspek. Digarisbawahi segala aspek.
Manusia cenderung berkumpul dengan orang-orang yang memiliki persamaan. Kita pasti berteman dengan mereka yang memiliki sifat bermacam-macam namun punya suatu persamaan. K-pop lovers akan bergabung dalam suatu fandom. Pecinta motor antik bersatu di suatu perkumpulan yang sebagian besar kehidupannya melulu tentang motor antik. Siswa-siswa pintar berkumpul di sekolah favorit. Penggemar dunia sains akan berjuang bersama-sama di grup riset. Seringkali juga manusia jatuh cinta dengan orang yang memiliki hobi sama, kesukaan yang sama, cita-cita hidup yang sama, dan lain sebagainya. Aku termasuk salah satu manusia yang tidak pernah peduli hal itu. Aku punya banyak teman. Aku juga memiliki ribuan kenalan dan orang-orang di hidupku. Aku yakin mereka semua berbeda denganku dan aku bisa menerimanya. Sekali lagi, dengan kacamata berbeda ternyata aku benar-benar salah. Pada dasarnya, aku bisa menerima mereka semua bukan karena mereka berbeda tapi karena mereka punya minimal satu persamaan denganku. Aku sedikit ragu akan kebenaran statementku itu. Tapi itu terbukti saat tingkat penerimaan diriku terhadap mereka pun ternyata bermacam-macam, tanpa kusadari, otomatis. Ada orang-orang yang sangat akrab denganku, ada sahabat, ada yang cuma say hello, ada pula yang tetap kuanggap kenalan meskipun aku enggan mendekat. Semua itu tergantung dari seberapa banyak persamaanku dengan dia.
Nah, dengan kesadaran akan semua itu aku mulai menemukan suatu fenomena menarik. Suatu anomali. Ternyata kita pun bisa tertarik pada orang yang yang sama sekali tak punya persamaan dengan kita. Setidaknya sama sekali dari yang kita ketahui karena kita tak pernah tahu 100% bagaimana hidup orang lain. Kita bisa bersahabat dengan orang yang memiliki sifat berbeda. Kita bisa akrab dengan orang yang lebih tua atau muda. Orang yang memiliki perbedaan usia 10 tahun bisa menikah. Itu semua karena tingkat penerimaan terhadap perbedaan itu cukup tinggi. Ya, ternyata karena tingginya tingkat penerimaan terhadap perbedaan. Menerima karena sama sangatlah mudah, tapi menerima perbedaan pasti sukar dilakukan. Kini dengan semua penerimaan, sama atau berbeda adalah sama saja.
Komentar