....Sebulan telah sampai dan aku masih begini-begini aja. Lama-lama aku merasa fokusku bercabang. Jika begini terus usahaku malah setengah-setengah. Akhirnya aku memutuskan, jika score TOEFLku di bawah 550 berarti aku harus fokus cari kerja.
TOEFL adalah syarat mendaftar beasiswa LPDP dan juga syarat masuk universitas. Untuk universitas dalam negeri, score minimal biasanya 500 dan untuk luar negeri 550. Sedangkan jika skor TOEFL kita sudah segitu untuk dapat IELTS 6.5 mungkin tidak sulit. Punya score TOEFL di atas 550 berarti cukup tenang untuk mencoba mendaftar kuliah di dalam dan luar negeri. Maka 550 ini aku jadikan standar. Aku berusaha keras karena dua tahun yang lalu, berkat rahmat Allah, skorku sudah mencukupi, maka kali ini jangan sampai turun. Untuk tes kali ini, persiapanku lebih matang. Aku sudah ikut preparation di LIA level 3, belajar mandiri, juga latihan listening pake film dan lagu barat. Aku berusaha mengerjakan tes dengan baik, tapi saat itu aku tidak berharap banyak. Biasanya aku bisa selesai tepat waktu, tapi kali itu banyak sekali yang belum selesai, hampir setengah, terutama reading section. Aku tidak mengerjakan secara maksimal. Semua sudah terjadi tinggal menunggu hasilnya. Seminggu, dua minggu, akhirnya hasilnya keluar. Aku membuka amplop dan melihat berapa skorku. Aku kaget tapi kemudian kembali tenang. Angka yang tertera di situ tidak mungkin salah. Skorku tidak sampai 550. Bahkan masih jauh dari itu.
Well, ladies and gentlemen, aku pun fokus mencari kerja. Hari demi hari hingga dua minggu. Lama-kelamaan uangku mulai habis haha. Aku sudah berhenti mengajar privat, urusan kampus sudah beres, les mengemudi juga sudah rampung. Saatnya pulang ke rumah daripada membuang waktu dan uang di kosan. Kalau di rumah aku bisa makan gratis dan bantu-bantu ibu. Aku menelepon ibu dan bibiku kalau untuk mengisi waktu aku mau mengajar bimbel di Metro, kampung halamanku. Ibuku kebetulan kenal dengan pemilik bimbel, dan klik, aku bisa mengajar di sana. Bibiku juga mencarikan info ke bimbel lain yang lebih besar, dan kemungkinan aku juga bisa mengajar di sana. Saudaraku yang lain pun memberikan info tentang bimbel lainnya. Oke aku akhirnya memutuskan akan pulang dan jadi tentor di bimbel. Aku mulai packing. Pakaian dan buku-buku favoritku aku kemas dalam tas dan container. Kado-kado dari teman aku bawa serta, ku masukkan dalam kardus. Semua kertas tidak terpakai aku jual ke tukang loak. Barang-barang besar seperti rak dan lemari, juga beberapa buku aku berikan ke teman-temanku. Packingku tidak selesai-selesai. Aku mengulur-ngulur waktu pulang. Aku masih belum rela meninggalkan Solo, kota yang membesarkan aku.
Beberapa hari kemuadian, aku di-bbm oleh temanku, Pramudita, mengenai lowongan kerja PT. Nestle Indonesia dan PT. KAO yang ada di CDC UNS. Aku segera membuka postingan tsb di facebook dan membaca syarat-syaratnya. Aku tertarik dengan salah satu lowongan dan segera mendaftar melalui website CDC UNS. Setelah aku isi semua data, perlahan aku klik icon submit. Aku masih memandangi layar laptopku dengan perasaan campur aduk. Pasrah dan berharap. Waktu ini, detik ini, tak akan aku lupakan, yang mungkin akan mengubah hidupku.
pic source : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYA-HjLCg6eeD3GFu4Dmo5Tgaof31ndO01YWrEMR-jrjBJ9f5vFo9rUUXP5GuI3qkGf5M8XsPHubm0FHhkFqWctvYq-PssQod-TprZu_ZLpBfI-wixETIUZkhqkmU9Qoly7PzSLxWOGtw/s1600/0scholarship_faq-1.jpg
Komentar