Sebelum menikah, Bapak pernah berpesan, “pilihlah suami yang kira-kira kamu bisa menghormatinya”. Karena banyak pahala untuk istri dan beragam syariat Islam dalam pernikahan, datang dari penghormatan istri terhadap suaminya. Dalam hal ini aku menangkap bahwa aku harus memilih laki-laki yang sebisa mungkin aku mudah dalam menghargai orang tersebut dan menghormati setiap keputusan darinya serta tidak memicu “pembangkangan”.
Kemudahan dalam menghormati seseorang sebenarnya lahir dari pemikiran, sikap, dan karakter orang tersebut. Orang yang jumawa dan kasar akan sulit dihormati. Sebaliknya, yang pemikirannya santun, sikapnya tenang dan bertanggung jawab tentu akan lebih mudah dihormati. Selain itu banyak faktor pula yang mempengaruhi ini termasuk kecocokan satu sama lain.
Kini, tujuh tahun pernikahanku hampir tiba. Kadang aku masih merasa konyol dan agak aneh karena menikah dengan temanku di SMA wkwk. Tapi sungguh, hari ini aku terngiang ucapan Bapak dulu dan boleh jadi apa yang Bapak bilang 100% benar. Menjadi istri memang mengubah hampir seluruh hidup kita. Banyak keputusan penting dalam pernikahan yang sebagian besar dipilih oleh suami. Arah berlayarnya bahtera rumah tangga juga ditentukan oleh nakhodanya. Meski begitu, tanpa terpaksa, ternyata aku bisa menerima dan menghormati keputusannya.
Alasannya cukup jelas. Aku merasa selama ini semua keputusan suamiku sangat memprioritaskan dan memikirkan perasaanku. Meski kadang terlihat cuek, tapi di suatu deep talk malam, aku terharu bagaimana segala sesuatu disusunnya dengan mempertimbangkan diriku. Lebih lagi, aku selalu dilibatkan dan diajak diskusi akan suatu peristiwa yang penting. Bahkan banyak pilihan hidup mas yang diambil berdasarkan rekomendasi dariku.
Dengan fakta ini, aku merasa sudah di koridor yang benar. Selain aku bisa menghormati suamiku, aku pun juga bisa berteman dan bermanja dengannya sekaligus. Aku selalu semoga dirinya akan selalu jadi insan yang lebih baik dalam hal dunia dan akhirat. Aku juga berdoa, semoga kedua anak laki-laki kami bisa sepertinya.
Komentar