Langsung ke konten utama

#19 Tentang LDR

Awal menikah dulu, aku dan suami LDR selama 2 tahun karena aku harus menyelesaikan studi S2 ku. Di semester akhir kuliahku, wabah COVID-19 datang dan aku bisa berkumpul lagi dengan suamiku karena aku bisa kuliah from home sampai wisuda.

Sekitar satu bulan setelah wisuda, aku hamil anak pertama. Aku dan mas bisa tinggal satu atap waktu itu dan menjalani hari-hari bak pasutri seutuhnya. Namun saat usia kehamilanku 5 bulan, kami bersepakat agar aku pulang kampung dan melahirkan di rumah orang tua. Aku dan suami tinggal berjauhan lagi hingga anakku berusia 1 tahun 3 bulan.

Setelah tinggal bersama 2,5 tahun ini, belum terpikir bahwa kami akan menjalani LDR lagi. Momen-momen yang dulu sangat berat dan menyedihkan akan terulang. Scene sedih di bandara dan stasiun terkadang membayangiku.

Tapi di pernikahan kami yang akan menginjak 7 tahun ini, rasanya akan berbeda. Prioritas kami berubah. Cinta-cintaan yang dulu membara bak remaja kini berubah menjadi cinta yang stabil dan penuh target masa depan. Kami punya anak-anak yang lucu dan bertanggung jawab atas hidup mereka sekarang.

Dan aku yakin, LDR kali ini adalah kado terbaik dari Allah di awal tahun 2025 ini. Tentunya juga sebagai langkah awal untuk menapaki jenjang lebih tinggi di kehidupan mas, khususnya, dan tentu berdampak pula bagi keluarga kecil kami. Aku sangat senang dan bangga suamiku bisa diterima S2 di negeri gingseng dengan beasiswa—yang merupakan beasiswa pertama kali mas dapatkan selama studi. Apapun pencapaiannya, besar atau kecil, aku dan anak-anak akan selalu ada sebagai “tim hore” baginya.

Aku berdoa, semoga rasa syukur ini dapat membawa kebaikan di hari-hari kami kelak. Semoga kami mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam perjalanan ini. Semoga di manapun berada, kami semua selalu sehat, bahagia, dan dalam lindungan-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks MC Bahasa Inggris di Acara Kuliah Pakar (Stadium General)

Rabu kemarin aku diminta jadi MC di acara kuliah pakar dengan dua pembicara. Satu satunya pembicara dari Turki dan satunya lagi adalah dosen UNS sekaligus mahasiswa post-doc di Dortmund, Jerman. Acaranya alhamdulillah lancar meski didn't run smoothly. So, di sini aku akan share teks MC berbahasa inggris. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan.  Ladies and gentleman, may I have your attention please. Please have a seat because opening ceremony is about to begin. Assalamualaikum wr wb. Good Morning ladies and Gentleman, welcome to  2 nd Floor room, Graduate School, Universitas Sebelas Maret. We would like to express our sincere gratitude to 1.   Excellency The Head of Chemistry Graduate Program / Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M.Si 2.   Honourable the speaker from Department of Chemical Engineering, Izmir Institute of Technology/ Prof. Selatahattin Yilmaz, welcome to Indonesia. 3. Honourable the speake...

Tahapan Rekrutmen Medical Delegate Trainee (MDT) PT Nestle Indonesia Oktober-November 2015

Karena banyak yang request, akhirya aku bikin edisi yang more detail.  Posisi MDT PT. Nestle Indonesia bisa didapatkan melalui rekrutmen kampus, jobfair, dan event pencarian kerja lainnya. Rekrutmen kampus mungkin salah satu yang berpeluang besar untuk kita, terutama fresh graduate. UNS Surakarta. Posisi yang ditawarkan adalah Medical Delegate Trainee (MDT). Saat aku mendaftar dulu, secara umum tahap seleksinya ada 7 : short interview, focus group discussion, in depth interview, join visit, final interview, medical check up, dan salary offering. Kalau dari rekrutmen kampus, biasanya kita diminta mengisi form online mengenai biodata kita. Kemudian, pada hari yang sudah ditentukan, kita diminta datang ke tempat seleksi. Pastikan pakai baju yang rapi dan bersepatu. Nestle akan  mengawali rekrutmen dengan memberikan presentasi mengenai introduction about perusahaan. Nestle bergerak di bidang nutrition, health, and wellness. Tagline nya adalah good food, good life. Selanjut...

Ngapain setelah wisuda? (1)

Aku menulis ini karena banyak sekali yang bertanya padaku via bbm atau whatsapp. Kebanyakan pertanyaannya "Aku mau tanya, tolong jujur, selama habis wisuda ini kamu ngapain aja?" atau "Sekarang di mana setelah wisuda?" , "Mau kerja apa lanjut?" dan yang lebih ekstrem "Eh, kok kamu masih disini?" Semasa ngampus, aku sibuk kuliah dengan segudang tugas, kerja lab, ngerjain laporan, sesekali ikut penelitian dan lomba, jadi guru privat, dan lainnya. Alhamdulillah studiku di perkuliahan bisa aku selesaikan tepat empat tahun (dengan terseok-seok). Kebahagiaan ini terus bergulir hingga perayaan kelulusan datang di bulan September. Kemudian semua berubah biasa saja. Momen wisuda telah usai. Di H+1 wisuda, aku mengalami perubahan status yang sangat fundamental. Statusku bukan pelajar/mahasiswa lagi. Secara teknis aku pengangguran. Aku memutuskan tetap di Solo hingga akhir Oktober dan mulai memikirkan diriku harus bagaimana. Mau jadi apa. Aku bingung a...