Setiap hari kubuatkan mas bubur dan jus. Meskipun sulit, kupaksa suamiku untuk makan sebagai bekal penyembuhannya. Tiga hari berlalu, kondisi mas tetap sama. Belum sampai dua minggu, berat badan mas menurun drastis. Kami mulai berpikir untuk swab test. Terpikir juga untuk segera pulang karena kebetulan kami berencana cuti. Orang tua mas juga terus meminta kami untuk pulang agar mas dapat pelayanan kesehatan terbaik. Tapi dengan kondisi mas yang masih demam dan lemas sepertinya masih belum bisa. Satu persatu obat mas mulai habis tapi sakit mas belum membaik. Aku benar-benar panik lagi. Tapi aku tidak boleh gegabah. Di rantau ini hanya ada aku dan mas. Aku harus tenang agar mas juga tidak terbenani pikiran. Tiba-tiba aku teringat antibiotik yang selalu mas minum di malam lagi. Dokter meminta untuk menghabiskannya dan sebenarnya itu wajar. Segera kucari tau di google tentang obat itu juga dengan obat-obat lain yang diberikan dokter. Entah kenapa aku curiga dengan antibiotik itu karena suh...
Always look on the bright side of life