Langsung ke konten utama

Ketika Suami Sakit (1)

Bulan lalu adalah salah satu bulan terberat dalam hidupku. Suamiku yang 2,5 tahun terakhir tidak pernah sakit tiba-tiba saja merasa tidak enak badan. Waktu itu hari Minggu. Sore hari sepulang kerja, mas mengeluhkan demam, flu dan pegal-pegal. Segera saja aku minta mas untuk istirahat. Aku pegang keningnya dan ternyata memang hangat. Segera saja kuberikan obat penurun panas dan flu. Tiga hari berlalu, sakit mas belum tuntas juga. Beberapa jam membaik, lalu panasnya kembali menyerang ditambah pusing, lemas dan nyeri sendi. 

Hari Rabu, aku minta mas untuk periksa ke dokter. Berbekal googling, akhirnya mas pergi ke dokter umum tersekat dengan diantar teman-temannya. Aku menunggu di rumah karena tidak boleh banyak bepergian saat hamil. Berdasarkan diagnosis dokter, mas menderita demam flu biasa, tapi kalau sakitnya tidak berkurang maka disarankan untuk periksa kembali. Dua hari berlalu, demam mas belum turun juga. Aku yang tidak sabaran langsung meminta mas untuk ke rumah sakit. Jumat malam mas berangkat ke UGD. Di sana mas diperiksa oleh dokter jaga, juga dites darah dan rapid test antibodi covid-19. Hasilnya alhamdulillah bukan DBD atau tifus, juga non-reaktif covid-19. Namun, ada sedikit penurunan limfosit. Mas pulang dengan membawa obat yang banyak. Ada 6 macam obat yang harus diminum pagi, siang, dan malam. Aku menemani mas seharian. Badannya yang nyeri membuat mas lebih sensitif. Sekadar menyentuhnya pun aku harus hati-hati. Sedih rasanya melihat mas yang sakit. Rindu celotehan dan tingkahnya yang aneh-aneh. 

Tiga hari pun berlalu, panas mas masih belum sepenuhnya usai. Suhu tubuh mas akan turun di pagi hari hingga sore, lalu akan naik lagi di tengah malam. Sudah seminggu lamanya mas demam, bahkan sekarang bertambah gejala baru yaitu mual, diare, mulut pahit dan kehilangan indera penciuman. Aku jadi panik. Apalagi musim pandemi yang melanda ini membuatku khawatir. Aku antar lagi mas ke UGD. Dokter yang memeriksa pun seakan sudah enggan. Kami ngotot minta cek darah lagi dan rontgen. Hasilnya masih sama. Bukan tifus dan DBD. Alhamdulillah ada kenaikan jumlah limfositnya. Paru-paru mas juga normal. Dokter tidak tau diagnosis apa yang bisa diberikan untuk sakit mas ini. Beliau hanya memberikan obat tambahan dan menyarankan kami untuk segera swab test. Tapi aku bersikukuh dalam hati kalau ini bukan karena virus covid-19. Pasti ada jawaban lebih logis untuk gejala yang mas alami. Apalagi dokter ber-hazmat itu memeriksa hanya berdasarkan wawancara.

Hari-hari berlalu dengan tegang untukku. Alhamdulillah aku dan kakak diberikan kondisi yang sehat untuk merawat mas. Hampir tiap malam aku terjaga demi mengecek suhu tubuh mas yang biasanya mulai naik jam 8 dan puncaknya saat dini hari. Pagi hari adalah waktu yang menyenangkan karena biasanya suhu tubuh mas akan turun meskipun masih dilanda pusing dan nyeri sendi. Saat itu kepeluk tubuhnya yang lemas. Kusandarkan kepalaku di dada mas. Aku dengar detak jantung mas yang tegas. Seperti langkah kaki tentara. Aku sadar, suatu hari nanti tak akan kudenger lagi suara ini. Kusentuh tangannya yang hangat, yang aku pun sadar suatu saat tangan ini akan dingin dan kaku. Atau sebaliknya, mas yang akan merasakan itu pada diriku. Tak terasa air mataku terus mengalir. Aku mau mas sembuh. Aku mau tertawa bersama lagi seperti hari-hari yang lalu. Detik demi detik terasa lama untukku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks MC Bahasa Inggris di Acara Kuliah Pakar (Stadium General)

Rabu kemarin aku diminta jadi MC di acara kuliah pakar dengan dua pembicara. Satu satunya pembicara dari Turki dan satunya lagi adalah dosen UNS sekaligus mahasiswa post-doc di Dortmund, Jerman. Acaranya alhamdulillah lancar meski didn't run smoothly. So, di sini aku akan share teks MC berbahasa inggris. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan.  Ladies and gentleman, may I have your attention please. Please have a seat because opening ceremony is about to begin. Assalamualaikum wr wb. Good Morning ladies and Gentleman, welcome to  2 nd Floor room, Graduate School, Universitas Sebelas Maret. We would like to express our sincere gratitude to 1.   Excellency The Head of Chemistry Graduate Program / Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M.Si 2.   Honourable the speaker from Department of Chemical Engineering, Izmir Institute of Technology/ Prof. Selatahattin Yilmaz, welcome to Indonesia. 3. Honourable the speaker from Department of Chem

Tahapan Rekrutmen Medical Delegate Trainee (MDT) PT Nestle Indonesia Oktober-November 2015

Karena banyak yang request, akhirya aku bikin edisi yang more detail.  Posisi MDT PT. Nestle Indonesia bisa didapatkan melalui rekrutmen kampus, jobfair, dan event pencarian kerja lainnya. Rekrutmen kampus mungkin salah satu yang berpeluang besar untuk kita, terutama fresh graduate. UNS Surakarta. Posisi yang ditawarkan adalah Medical Delegate Trainee (MDT). Saat aku mendaftar dulu, secara umum tahap seleksinya ada 7 : short interview, focus group discussion, in depth interview, join visit, final interview, medical check up, dan salary offering. Kalau dari rekrutmen kampus, biasanya kita diminta mengisi form online mengenai biodata kita. Kemudian, pada hari yang sudah ditentukan, kita diminta datang ke tempat seleksi. Pastikan pakai baju yang rapi dan bersepatu. Nestle akan  mengawali rekrutmen dengan memberikan presentasi mengenai introduction about perusahaan. Nestle bergerak di bidang nutrition, health, and wellness. Tagline nya adalah good food, good life. Selanjutnya masin

Cara Mengisi Formulir Visa Nasional (Residence Permit) Kedutaan Jerman

Hai travellers! Apply visa untuk pertama kali memang agak membingungkan. Tapi jangan takut, asalkan semua syarat sudah terpenuhi, proses pembuatan visa pasti jadi semakin mudah dan lancar. Formulir merupakan salah satu syarat pengajuan visa. Mau ga mau kita harus mengisinya kan? Kabar baiknya adalah formulir harus diisi dalam bahasa jerman! Saya sempet bingung karena ga bisa bahasa Jerman. Tapi Alhamdulillah, dengan segala macam upaya akhirnya sekarang saya sudah bisa mengisi formulir tsb dan akan share ke teman-teman yang membutuhkan. Pertama download dulu formulirnya di sini :  http://m.jakarta.diplo.de/contentblob/3453968/Daten/4808067/antrag_national.pdf Mengisi formulir boleh dengan cara diketik atau ditulis tangan. Setau saya warna tintanya juga bebas, boleh hitam atau biru. Eh, tapi jangan merah ya, aneh kayaknya haha. Yuk kita mulai mengisinya :)