Setiap hari kubuatkan mas bubur dan jus. Meskipun sulit, kupaksa suamiku untuk makan sebagai bekal penyembuhannya. Tiga hari berlalu, kondisi mas tetap sama. Belum sampai dua minggu, berat badan mas menurun drastis. Kami mulai berpikir untuk swab test. Terpikir juga untuk segera pulang karena kebetulan kami berencana cuti. Orang tua mas juga terus meminta kami untuk pulang agar mas dapat pelayanan kesehatan terbaik. Tapi dengan kondisi mas yang masih demam dan lemas sepertinya masih belum bisa.
Satu persatu obat mas mulai habis tapi sakit mas belum membaik. Aku benar-benar panik lagi. Tapi aku tidak boleh gegabah. Di rantau ini hanya ada aku dan mas. Aku harus tenang agar mas juga tidak terbenani pikiran. Tiba-tiba aku teringat antibiotik yang selalu mas minum di malam lagi. Dokter meminta untuk menghabiskannya dan sebenarnya itu wajar. Segera kucari tau di google tentang obat itu juga dengan obat-obat lain yang diberikan dokter. Entah kenapa aku curiga dengan antibiotik itu karena suhu tubuh mas biasanya langsung meningkat setelah mengonsumsinya. Lalu, keadaan mas akan membaik di pagi hari hingga sore. Selalu begitu.
Aku menghubungi bu dokter di klinik perusahaan tempat mas bekerja. Aku ceritakan tentang semua kondisi mas juga keresahanku tentang antibiotik. Mbak Sabi, begitu aku memanggil sang dokter, mendengarkan semua keterangan dariku. Akhirnya, Mbak Sabi memintaku untuk stop semua obat terutama antibitiok. Lalu dalam tiga hari akan diobservasi. Tapi mbak sabi juga menjelaskan ada kemungkinan terburuk itu gejala covid-19.
Mulai esok harinya, mas sudah berhenti mengonsumsi obat. Terus kuperhatikan asupan makannya, buah, sayur, dan kuminta untuk berjemur. Lambat laun kondisi mas mulai membaik. Sehari dua hari berlalu, suhu badan mas sudah stabil. Aku masih khawatir demamnya tiba-tiba datang. Tapi dua hari setelahnya semuanya tetap normal dan baik. Badan mas sudah tidak pusing dan lemas. Hanya sedikit mual dan masih nyeri sendi. Di hari keempat, mas sudah mulai sembuh. Sudah makan nasi dan makanan lain yang mas suka hihi. Sudah mulai bercanda lagi dan bertingkah aneh-aneh.
Aku benar-benar senaaaaang. Entah bagaimana mengungkapkan rasa syukurku waktu itu. Kukabari orang tua dan Mbak Sabi yang sudah banyak membantu. Akhirnya mas pun bisa cuti untuk mengantarku ke Solo dan pulang ke rumah orang tuaku. Kami mampir ke Jogja untuk swab test. Alhamdulillah hasilnya mas negatif covid. Sungguh, kekhawatiran dan beban kami langsung hilang. Aku dan mas bisa bernapas lega dan tidur lebih nyenyak. Tetap kami jaga protokol kesehatan dan asupan gizi yang cukup. Pengalaman kemarin semoga terjadi sekali saja. Rasanya tidak tega melihat orang yang kita sayangi merasakan sakit. Jaga kesehatan ya teman-teman.
Komentar