Terbuaikan jalanan halus Samarinda, membuat aku kaget atas "geronjalan" aspal Bontang-Sangatta. Sungguh gak nyangka jalannya begitu luar biasa. Naik turun, berkelok, dan berlubang. Hattrick. Sebelum akhirnya pindah ke Sangatta, aku sudah cari-cari info. Tapi detail kondisi jalan menuju kesana belum pernah kudapatkan. Toh, siapa juga yang mau update ada berapa lubang di jalanan kan. Yang bikin senang adalah sebanyak yang aku tau, Sangatta itu lumayan kota. Dibandingkan dengan Batu Kajang. Maka jalanan yang sulit masih memberi harapan bahwa setelah melalui ini aku akan menemukan keramaian khas kota besar. Tapi lagi dan lagi yang kutemui sepanjang kiri dan kanan ya cuma kebun-kebun dan rumah yang jarang. Jadi khawatir, mana ini kotanya?
Ternyata setelah mabuk beberapa kali, aku melihat gapura yang menyambut kedatangan kami di Sangatta. Dan benar, kami tiba di perkampungan padat yang ramai. Ada jalan lurus yang dipenuhi penjual di kanan dan kirinya. Sangat kota. Pusing dan mabukku langsung hilang. Segeralah kami menuju hotel terbaik di sini, Hotel Royal Victoria (RVH) namanya. Hotel ini punya bangunan yang megah. Sebenarnya bukan hotel ini yang jadi tujuan utama kami, tapi Q hotel. Tapi karena hotel tsb penuh maka aku mencoba booking di RVH via aplikasi. Dari published rate yang selangit, aku hanya kena 1/3 harganya saja karena ada diskon. Lumayan, mari kita lihat gimana hotelnya pikirku.
Gelap dan suram menyambut kami di hotel. Hari itu memang masih siang. Tapi semua lampu di lobi benar-benar dimatikan. Energy saving mungkin ya. Aku sudah pesimis bagaimana kamarnya. Aku dan mas mendapat kamar di paling pojok. Dan ketika kami buka, taraa, alhamdulillah lumayan. Benar-benar sesuai untuk tarif kamar executive. Awalnya memang terasa berdebu. Tapi 5 hari di sana membuat kami betah, apalagi dengan cleaning servince setiap hari, sudah kayak rumah sendiri. Kami pun berencana extend untuk beberapa hari hingga rumah dinas kami siap ditempati. Tapi aku terkaget-kaget karena tarif kamarnya naik dan jadi overbugdet haha. Terpaksa kami mencari hotel lain yang sesuai kantong kami.
Pilihanku jatuh ke Hotel Kutai Permai. Tapi hanya semalam di sana membuat kami kapok. Bahkan driver kami tidak berani tidur sendiri dan mengajak teman menginap di kamarnya. Alasannya kenapa, cek saja ya berbagai ulasannya di google wkwk. Langsung saja keesokan harinya kami check out dan aku memutuskan menginap di Q Hotel dengan harga kamar yang cukup tinggi. Gapapalah, yang penting nyaman dan selamat dunia akhirat wkwk.
Hanya 3 hari saja kami di Q Hotel, akhirnya aku dan mas sudah bisa menempati rumah dinas. Rumah pertama kami :) sebelumnya kami tinggal di mess kantor dan ini adalah rumah tunggal yang pertama kami tempati. Alhamdulillah. Tak terasa kebutuhan isi rumah sudah kami beli sedikit demi sedikit saat kami menginap di hotel. Driver kami pun sudah kembali ke Batu Kajang. Kini saatnya menata rumah, menata kehidupan kami yang baru sebagai suami istri yang tinggal satu atap dengan kondisi dan lokasi kerja mas yang baru. Tak disangka, rumah ini penuh barokah dan cinta. Kejutan-kejutan indah pun mulai bermunculan di rumah ini :)
Komentar