Langsung ke konten utama

Studi dari Kasus Tesis (2)

Masalah terbesar dalam ujian tesisku ini sebenarnya bukan adanya deadline, bukan juga omongan orang, tapi pikiranku sendiri. Logikanya S2 itu cuma sebentar, 2 tahun, dan mayoritas orang lulus seperti perosotan. Bahkan banyak yang disambi kerja juga, ada yang kuliah di luar negeri. Sedangkan aku, walaupun udah menikah, tidak ada beban khusus yang diembankan di aku. Aku gak kerja, belum punya anak, cuma fokus aja kuliah di dalam negeri yang kayaknya gampang, eh gak lulus-lulus. Di awal aku gak bisa menerima bahwa studiku akan molor, beasiswaku udah jatuh tempo dan gak bisa cumlaude :) Waktu S1 semuanya terasa lancar di akhir, jadi aku bener-bener gak bisa terima bahwa semua kemudahan masa lalu itu tidak terulang di masa sekarang. Maka seringlah aku stress hahaha. Belum lagi LDR kan, mikirin juga funding kuliahku pasca beasiswa habis. 

Ternyata makin stres makin ga bener kerja kita. Makin banyak waktu sia-sia, makin lama juga satu perkerjaan selesai. Imbasnya, lulus makin lama dan makin stres aku. Tapi dasarnya punya suami motivator (pribadi) dan gak pernah maksa-maksa, makin lama aku makin bisa terima keadaan studiku. 

Ternyata kuncinya memang menerima. Seperti yang tertulis di bab awal buku "Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat", menerima keadaan negatif diri kita ternyata hal yang positif. Nah lho.

Waktu kuliah di Leipzig, aku tau kalo aku gak sepinter teman-teman Eropa. Aku juga sadar bahwa lab skill-ku masih jauh dari temen-temen PhD yang bantuin supervisorku. Dengan semua kenyataan itu, aku nerima banget. Hasilnya, mau gak mau, aku belajar lebih giat dari temen-temen sekelasku. Hampir tiap hari aku masuk lab, belajar instrumen baru dan jadi bisa. Penerimaan ini ternyata jadi pecutan keras yang tidak membuat luka :)

Dan benar saja, entah benar atau tidak, saat aku menerima dan sudah pasrah, semua bantuan Illahi tiba-tiba datang berbondong-bondong. Setelah berhasil seminar hasil, tiba-tiba saja pandemi corona melanda. Tanpa babibubebo, aku langsung saja pulang ke Batu Kajang. Kamar messku jadi saksi, tanpa persiapan matang, aku udah sidang akhir dan wisuda online. Tanpa disangka-sangka.

Seperti kataku di awal, studi S2 ini harusnya seperti main perosotan. Lari menaiki tangga dengan riang, kemudian meluncur tanpa hambatan. Itu benar, bedanya adalah kadang kita hanya ingin turun perotosotan dengan ceria tanpa mau menaiki tangga. Kini, sudah selesai kasus ini. Yang tersisa hanya merapikan dokumentasinya. Juga, menyiapkan semangat baru untuk tugas lain...yang tak akan pernah usai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks MC Bahasa Inggris di Acara Kuliah Pakar (Stadium General)

Rabu kemarin aku diminta jadi MC di acara kuliah pakar dengan dua pembicara. Satu satunya pembicara dari Turki dan satunya lagi adalah dosen UNS sekaligus mahasiswa post-doc di Dortmund, Jerman. Acaranya alhamdulillah lancar meski didn't run smoothly. So, di sini aku akan share teks MC berbahasa inggris. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan.  Ladies and gentleman, may I have your attention please. Please have a seat because opening ceremony is about to begin. Assalamualaikum wr wb. Good Morning ladies and Gentleman, welcome to  2 nd Floor room, Graduate School, Universitas Sebelas Maret. We would like to express our sincere gratitude to 1.   Excellency The Head of Chemistry Graduate Program / Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M.Si 2.   Honourable the speaker from Department of Chemical Engineering, Izmir Institute of Technology/ Prof. Selatahattin Yilmaz, welcome to Indonesia. 3. Honourable the speaker from Department of Chem

Tahapan Rekrutmen Medical Delegate Trainee (MDT) PT Nestle Indonesia Oktober-November 2015

Karena banyak yang request, akhirya aku bikin edisi yang more detail.  Posisi MDT PT. Nestle Indonesia bisa didapatkan melalui rekrutmen kampus, jobfair, dan event pencarian kerja lainnya. Rekrutmen kampus mungkin salah satu yang berpeluang besar untuk kita, terutama fresh graduate. UNS Surakarta. Posisi yang ditawarkan adalah Medical Delegate Trainee (MDT). Saat aku mendaftar dulu, secara umum tahap seleksinya ada 7 : short interview, focus group discussion, in depth interview, join visit, final interview, medical check up, dan salary offering. Kalau dari rekrutmen kampus, biasanya kita diminta mengisi form online mengenai biodata kita. Kemudian, pada hari yang sudah ditentukan, kita diminta datang ke tempat seleksi. Pastikan pakai baju yang rapi dan bersepatu. Nestle akan  mengawali rekrutmen dengan memberikan presentasi mengenai introduction about perusahaan. Nestle bergerak di bidang nutrition, health, and wellness. Tagline nya adalah good food, good life. Selanjutnya masin

Cara Mengisi Formulir Visa Nasional (Residence Permit) Kedutaan Jerman

Hai travellers! Apply visa untuk pertama kali memang agak membingungkan. Tapi jangan takut, asalkan semua syarat sudah terpenuhi, proses pembuatan visa pasti jadi semakin mudah dan lancar. Formulir merupakan salah satu syarat pengajuan visa. Mau ga mau kita harus mengisinya kan? Kabar baiknya adalah formulir harus diisi dalam bahasa jerman! Saya sempet bingung karena ga bisa bahasa Jerman. Tapi Alhamdulillah, dengan segala macam upaya akhirnya sekarang saya sudah bisa mengisi formulir tsb dan akan share ke teman-teman yang membutuhkan. Pertama download dulu formulirnya di sini :  http://m.jakarta.diplo.de/contentblob/3453968/Daten/4808067/antrag_national.pdf Mengisi formulir boleh dengan cara diketik atau ditulis tangan. Setau saya warna tintanya juga bebas, boleh hitam atau biru. Eh, tapi jangan merah ya, aneh kayaknya haha. Yuk kita mulai mengisinya :)