Memaafkan itu berat. Kadang pihak yang masih "sakit hati" dianggap kurang ikhlas, kurang bisa menerima, dan membesar-besarkan masalah. Padahal menghilangkan perasaan itu sungguh sulit. Misalnya perasaan cinta, kita bisa menyembunyikannya kapan saja. Tapi bisakah kau musnahkan begitu saja? Apalagi melihat senyumnya yg mengembang dan bulu matanya yang lentik. Perasaan cinta itu bahkan akan meningkat hari demi hari.
Begitu pun dengan sakit hati. Meski orang yang menyakiti mungkin sudah lupa, tapi kata-katanya makin menghujam. Rasanya makin membekas. Bertahun-tahun belajar melupakannya, mengikhlaskannya, tapi saat santai pun kadang ucapan-ucapannya terbesit bak diteriakkan di depan mata. Persis seperti sedang jatuh cinta. Tanpa sadar mengingatnya sambil tersenyum meski telah berusaha melupakannya.
Lambat laun mungkin berhasil, tapi tak lama ucapan lain yang tak mengenakkan muncul lagi dari dirinya. Bisa jadi lebih banyak, lebih dalam. Kadang tak tahu harus cerita kepada siapa lagi. Pastilah kita tak mau membesar-besarkan masalah. Orang-orang terdekat biasanya menyarankan hal yang sama : ikhlas. Tapi bukankah ikhlas itu sesuatu tidak bisa dipaksa. Dia hadir sendiri. Dan orang lain tentu tak bisa merasakan apa yang kita rasa. Karena kita yang mengalami. Mereka tidak tahu persis bagaimana rasanya.
Mungkin kita tidak benci dengannya. Hanya sedih kenapa selalu dicerca, disalahkan, diberi prasangkaan, dibanding-bandingkan dengan orang lain, padahal sekalipun kita tidak pernah menjawab dengan buruk atau membalas. Hati ini rasanya penuh, ingin sekali menjelaskan semua yang ditudingkan, ingin menjawab semua tuduhan, ingin menegaskan bahwa kita tidak seperti yang dia pikirkan selama ini. Bahwa banyak yang menyayangi kita apa adanya tentu karena kita bukan orang yang begitu buruk. Hati mereka penuh keruh lalu diluapkan ke kita. Tapi tidak mungkin kita katakan, takut akan semakin runyam.
Bahkan tak jarang, permintaan maaf justru keluar lebih dahulu dari mulut kita. Tak apa, itu mulia. Tak jarang pula introspeksi diri malah jadi pembelaan terhadap perbuatan mereka. Malah kita yang merasa bersalah. Dan tak apa, itu lebih baik.
Maka kutanyakan pada buku, kutanyakan pada sahabatku, bagaimana berdamai dari kata-kata menyakitkan :
1. Terimalah semua rasa di dirimu. Bahwa dirimu sedang sedih. Bahwa kau tidak sempurna. Kau bukan malaikat yang mudah melupakan. Terima semua sakit yang kau terima.
2. Tulis semua perasaanmu di kertas atau jurnal. Semuanya. Sedihmu, marahmu, semua hal yang ingin kau ungkapkan.
3. Pejamkan matamu, tarik napas dan hadirkan orang itu dalam imajinasimu.
4. Katakan semua yang ingin kau ungkapkan padanya.
5. Kemudian katakan, "Kini aku memaafkanmu, bukan karena begitu mudah dimaafkan tapi karena aku ingin hidup tenang dan bahagia".
6. Lalu buka matamu dan berdoalah semoga sedihmu tiba-tiba hilang.
7. Jika rasa itu masih ada, atau perbuatan yang sama terulang. Maka cara di atas bisa diulangi kembali.
Selamat mencoba. Selamat berdamai.
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran: 134).
Komentar
Harrah's 포천 출장안마 Las Vegas Casino 속초 출장마사지 · $1,000,000 경주 출장안마 in Casino Chips · $20,000 in Casino Chips 인천광역 출장샵 · $50,000 in Casino Chips · $20,000 in Casino Chips 김포 출장마사지 · $25,000