Pergi untuk pertukaran pelajar menjadi momen empuk untuk mencari teman. Aku tidak berambisi untuk punya banyak kenalan. Namun setelah ada banyak hal yang kupelajari, salah satu cara kita untuk survive adalah dengan punya teman. Terutama sebagai sumber informasi.
Nah, aku mengenalnya saat sambutan mahasiswa baru. Mataku tertuju pada gadis berkulit putih itu. Sosoknya sangat familiar di antara puluhan rambut-rambut pirang yang disangga tubuh tinggi. Ya, dia gadis asia. Berambut hitam dengan bola mata berwarna senada. Aku menerka-nerka dari mana dia berasal. Apakah Jepang atau Korea. Entahlah. Tapi aku cukup senang karena ada dia nanti sekelas denganku. Aku mencari sekutu. Selepas acara dia langsung keluar kelas. Dia berdiri di pojok koridor, dekat mesin minuman. Dia mengeluarkan iphone dan headsetnya lalu sibuk menelepon. Ah, aku jadi tahu dari negara mana ia berasal. Korea!
Hari-hari berlalu, aku sudah mengenal beberapa orang teman sekelas. Tapi aku lihat, dia selalu sendiri. Suatu siang sambil menunggu pelajaran dimulai, aku berinisiatif berkenalan dengannya. Aku mendekatinya dan bertanya apakah dia dari Korea. Retoris. Aku pun menyebutkan namaku. Dia selalu menjawab singkat. Aku bisa menangkap bahwa namanya "Hye Lin". Dia terlihat acuh dan enggan menjawab pertanyaanku. Sejenak aku merasa tidak enak hati. Tapi setelah kupikir-pikir, ah aku tahu mengapa dia begitu dingin. Aku tersenyum dalam hati.
(Bersambung)
Komentar