Dulu aku jarang sekali bahkan tidak pernah terlihat punya pasangan (calon a.ka. pacar). Sebelum menikah aku memang selalu "single fighter" dan nyaman sekali dengan kondisi tsb. Toh teman-teman dekatku pun gak pacaran. Jadi, ketika aku mulai menyebar undangan pernikahan, banyak yang terperanjat :
"Cepet banget"
"Gimana bisa yakin untuk nikah?"
"Gimana tau si dia jodohmu atau enggak?"
Aku cuma senyum saja dan menjawab sebisaku. Sekarang, akan aku jabarkan. Mari kita mulai agak serius tapi santai :)
Kawan, jodoh itu bukan cuma pasangan. Menurutku, jodoh adalah apapun yang kaitannya dengan pertemuan, rezeki, dan takdir. Misalnya kita ke pasar pengen banget beli suatu barang, eh tau-tau udah sold out padahal kemaren masih banyak. Mungkin barang itu memang belum "jodoh"nya kita. Semacam itu lah definisi jodoh versiku. Definisi ini juga semoga membuat kawula muda tidak terlalu baper ketika kata itu disebut :D
Untuk kasus "jodoh pasangan hidup" pun demikian. Tidak ada yang tau masa depan kecuali Sang Pencipta. Ketika udah menikah dengan seseorang, ya itulah jodoh kita. Kalo belum sampai menikah, ya belum tentu jodoh. Tanda-tanda jodoh secara mutlak tidak ada! Jadi tunggulah tanggal mainnya kawan. Menikah bukan balapan atau saingan. Kalaupun kau ingin dulu-duluan, percayalah berarti kau sedang berusaha melawan takdir.
Lalu, bagaimana caranya meyakinkan diri kalau seseorang itu memang jodoh kita?
Jawabanku adalah tidak tau.
Kok bisa? Sungguh, aku benar-benar tidak tahu kawan. Sungguh di luar nalar.
Suamiku itu teman seangkatanku waktu di SMA. Kami memang tidak sekelas tapi aku kenal dia. Tidak pernah ada jalinan asmara di anatara kami semasa sekolah. Aku anak rantau yang fokus menuntut ilmu. Selepas sekolah pun tidak ada komunikasi yang berarti. Tapi ketika kami bertemu lagi beberapa tahun kemudian, setelah lulus kuliah, sudah bekerja, aku melihatnya menjadi sosok yang jauuh berbeda dengan yang dulu dan ternyata dia ada niat untuk melamarku tanpa babibu. Mungkin itu awal terbukanya hatiku yang sebelumnya selalu tertutup dan sangat pemilih. Aku memang punya "kriteria pasangan ideal". Tapi seiring berjalannya waktu, list panjang yang kita desain sedemikian rupa itu akan kita robek pelan-pelan ketika sudah "nyaman" dan "klik" dengan seseorang.
Lalu, haruskah pacaran dulu? Jawabannya adalah tidak. Banyak orang pacaran lebih dari 8 tahun berakhir dengan putus, hilang komunikasi, saling block akun medsos, dll. Ada teman kerja suamiku yakin menikah walau baru kenal 2 hari. Hidup ini lucu. Love is a rudderless game, baby!
Lalu dalam kasusku, apakah aku langsung yakin dia yang terbaik untukku? Tentu tidak. Butuh berbulan-bulan untuk meyakinkan diri menikah, tapi perlu seumur hidup untuk membuktikannya :)
Keraguan akan selalu datang. Bahkan sehari sebelum menikah pun masih ada kekhawatiran di hatiku. Bahkan setelah aku survei, tidak ada orang yang yakin 100% yakin sebelum menikah. Tapi janganlah keraguan yang sedikit itu mengalahkan niat baik kita. Bisa jadi ragu-ragu itu datangnya dari syaitan. Dia sedih ketika ada dua orang dan dua keluarga besar menyatu dalam mitsaqon golidzo.
Nah, tapi Allah sudah kasih rambu-rambu. Ketika dihadapkan suatu perkara yang sulit, sholat istikhoroh lah. Mintalah petunjuk. Memohonlah pada Sang Pembolak-balik Hati untuk meyakinkan diri. Ketika sudah memilih salah satu pilihan, yakinlah dan ikhtiarlah. Itulah satu-satunya cara agar sanubarimu teduh tak berselimut gusar. Segala sesuatu di bumi ini sudah ada yang mengatur, kita hanya mengikuti jalan ceritaNya.
Komentar