Ada kalanya kehidupan rumah tangga tak semulus drama korea. Seperti hari itu. Siang hari yang panas dan sepi membuatku ingin sekali bersua. Detik demi detik terasa jutaan tahun cahaya yang tak ada habisnya. Aku ingin segera bertemu mas. Meski hanya lewat video call. Seperti biasanya. Tiap jam 'ku hujani ponselnya dengan pesanku. Memintanya pulang cepat dan menanyakan retorisme. Aku tahu aku sangat mengganggu. Tapi terkadang ada sebuah rasa yang melimpah ruah seperti air bah. Makin dibendung, makin kuatlah ia. Semakin besar juga energinya kemudian dia bisa tumpah dan semua jadi porak poranda. Aku tidak pandai menyembunyikan perasaan. Jika di luar sana banyak pria bingung dengan kode-kode wanitanya, maka akan lain jika dengan aku. Aku sangat terbuka dan jujur dengan keinginanku. Antara anugerah dan petaka bagi pria. Dan siang itu, aku merindu.
Setelah ratusan kata-kata 'ku kirim untuk mas, sore hari pun akhirnya tiba. Mas sepertinya banyak pekerjaan karena tidak segera meneleponku. Ternyata sore itu mas kerja lembur hingga malam. Egoku membuncah, membisiki ini dan itu. Kendati demikian, tetap kutunggu mas pulang dengan sabar. Sepulangnya dari kantor dan membersihkan diri, mas segera menelepon aku. Bagaikan kembang api di 1 Januari, 'ku sambut teleponnya dengan riang. Video call. Aku sudah bersiap menceritakan kisahku hari itu yang terangkum dalam tiga bab. Tapi aku salah, telepon mas malam itu bukan untuk aku. Maksudku, mas hanya memberi tahu bahwa malam itu dia akan sibuk karena masih membawa pekerjaan kantornya ke rumah. Terlihat dari kata-katanya bahwa dia ingin segera menyudahi pembicaraan kami yang baru 8 menit itu. Aku merajuk. Terus merajuk mengulur waktu. Aku masih ingin bersamanya. Hingga dengan datar mas berkata, "Dek, mas itu sibuk banget". Aku tersentak. Diam. Ada bulir-bulir bening yang hangat tiba-tiba turun ke pipi. Segera mas menghiburku dengan lembut. Aku tahu mas menyesal. 'Kusudahi saja percakapan kami. Selesai.
Aku tidak tahu mengapa aku jadi lebih mudah menangis jika dengan mas. Padahal aku tidak pernah dibentak atau dipukul. Rasanya rapuh padahal aku kuat. Benar kata Maroon 5.
Why does the one you love
Become the one who makes you want to cry
Become the one who makes you want to cry
Setelahnya, mas mengirimiku banyak pesan. Mas meminta maaf atas semuanya tadi. Aku sudah mulai tenang dan aku merasa sepertinya aku yang salah hehe. Jika di luar sana banyak wanita yang gengsi untuk meminta maaf, maka aku bukanlah salah satunya. Lagi-lagi, benar-benar anugerah bagi pria kan hahaha. Dan beruntungnya, aku pun mendapat pasangan yang serupa. Yang mau sama-sama berkembang, mau sama-sama belajar dan memperbaiki diri. Loving you, mas.
Satu hal yang harus disyukuri juga bahwa Allah sudah mendesain di setiap permasalahan pasti ada solusinya. Maka, segala sesuatu harus dibicarakan dengan pasangan. Lewat satu tahun pernikahanku, aku patut bersyukur karena permasalahan kami kira-kira hanya seperti tadi hehe. Kami pun sudah menarik kesimpulan bahwa akar permasalahannya biasanya adalah rindu. Ya sebenarnya hanya saling rindu, tapi masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga kemerungsung, capek sendiri, dan akhirnya jadi salah bicara. Maka saranku sebagai newbie, selalu diskusikan isi hati dengan pasangan. Tidak perlu gengsi. Dia itu teman hidup selamanya. Dan sebagai pengingat untukku juga : jika suasana hati sedang buruk, tidak perlu buru-buru menjawab pembicaraan. Tunggu dulu beberapa menit hingga hati mulai tenang, barulah bicara atau membalas pesan. Aku sudah beberapa kali mempraktikkan dan berhasil. Hal ini dapat menghindari penyesalan akibat kata-kata yang tidak terkontrol.
Lalu satu lagi, ini benar-benar pengingat untukku sendiri : jika pasangan sedang bicara maka diamlah. Dan sebaliknya. Ternyata Rosul pun sudah memberi contoh demikian. Dalam sebuah perdebatan, meskipun kita dalam posisi yang benar, sebaiknya menunggu dulu pasangan selesai bicara. Biarlah dia menyelesaikan hajatnya. Ketika sama-sama sudah tenang, barulah jelaskan dengan intonasi yang lembut. Maka dia akan mengerti. Pasangan = pair. Tidak perlu menang-menangan. Karena kemenangan sesungguhnya adalah saat kita mampu sama-sama teguh dan komitmen dalam cinta di antara badai dari luar dan dari dalam.
Semangat ya.
Komentar