Langsung ke konten utama

Resepsi

​Resepsi pernikahan merupakan sesuatu yang sakral bagiku dulu. Saat aku masih gadis, aku memimpikan beberapa macam pernikahan yang indah. Mulai dari dekor penuh bunga, juga gaun besar yang mewah. Kadang aku juga membayangkan pernikahan di tepi pantai atau di atas bukit. Biasanya pernikahan impianku berubah-ubah sesuai dengan film apa yang aku tonton saat itu.


Saat waktu menjelang pernikahanku tiba, aku tersadar bahwa bayangan kadang tak sejalan dengan realita. Saat kurang satu bulan, aku masih tak bisa mempersiapkan pernikahanku sendiri. Saat itu aku masih studi. Aku belum sedewasa diriku hari ini dan tanpa kemantapan finansial meskipun aku dan calon suamiku sudah punya sedikit tabungan untuk membiayai pernikahanku saat itu. Segala persiapan pernikahan di-handle oleh keluarga besar. Aku bersyukur karena memang aku tidak punya waktu. Calon suamiku pun berada di kota lain yang tak memungkinkan membantu persiapan dari dekat.


Hari pernikahanku saat itu tentu kuiiringi dengan penuh haru dan rasa syukur. Namun ada noktah yang tak ingin kuingat-ingat lagi. Bahkan sekedar memposting lagi foto pernikahanku rasanya masih menimbulkan perasaan yang belum usai. Setelah 6 tahun pernikahan, aku merasa sudah berdamai. Nyatanya, aku masih berjuang. 


Meski begitu, aku sangatlah kufur jika tidak mengakui bahwa aku menjalani pernikahan yang bahagia. Suamiku adalah orang yang tepat dan berupaya segalanya untuk membahagiakanku.


Untuk itu, aku berusaha meyakini bahwa resepsi pernikahan sekali seumur hidup tidak jadi sesakral itu untukku. Mungkin khusus untuk aku. Kehidupan setelahnya-lah yang seharusnya lebih penting. Namun, jika kita punya waktu, ingin rasanya berfoto lagi berdua dengan baju pengantin yang indah, dengan pikiran bebas dan tanpa beban, tanpa air mata, tanpa cela dan tanpa orang-orang yang mengelilingi. Cukup berdua saja. Aku ingin berbinar dan jadi yang paling bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks MC Bahasa Inggris di Acara Kuliah Pakar (Stadium General)

Rabu kemarin aku diminta jadi MC di acara kuliah pakar dengan dua pembicara. Satu satunya pembicara dari Turki dan satunya lagi adalah dosen UNS sekaligus mahasiswa post-doc di Dortmund, Jerman. Acaranya alhamdulillah lancar meski didn't run smoothly. So, di sini aku akan share teks MC berbahasa inggris. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang membutuhkan.  Ladies and gentleman, may I have your attention please. Please have a seat because opening ceremony is about to begin. Assalamualaikum wr wb. Good Morning ladies and Gentleman, welcome to  2 nd Floor room, Graduate School, Universitas Sebelas Maret. We would like to express our sincere gratitude to 1.   Excellency The Head of Chemistry Graduate Program / Dr. rer. nat. Fajar Rakhman Wibowo, M.Si 2.   Honourable the speaker from Department of Chemical Engineering, Izmir Institute of Technology/ Prof. Selatahattin Yilmaz, welcome to Indonesia. 3. Honourable the speake...

Tahapan Rekrutmen Medical Delegate Trainee (MDT) PT Nestle Indonesia Oktober-November 2015

Karena banyak yang request, akhirya aku bikin edisi yang more detail.  Posisi MDT PT. Nestle Indonesia bisa didapatkan melalui rekrutmen kampus, jobfair, dan event pencarian kerja lainnya. Rekrutmen kampus mungkin salah satu yang berpeluang besar untuk kita, terutama fresh graduate. UNS Surakarta. Posisi yang ditawarkan adalah Medical Delegate Trainee (MDT). Saat aku mendaftar dulu, secara umum tahap seleksinya ada 7 : short interview, focus group discussion, in depth interview, join visit, final interview, medical check up, dan salary offering. Kalau dari rekrutmen kampus, biasanya kita diminta mengisi form online mengenai biodata kita. Kemudian, pada hari yang sudah ditentukan, kita diminta datang ke tempat seleksi. Pastikan pakai baju yang rapi dan bersepatu. Nestle akan  mengawali rekrutmen dengan memberikan presentasi mengenai introduction about perusahaan. Nestle bergerak di bidang nutrition, health, and wellness. Tagline nya adalah good food, good life. Selanjut...

Ngapain setelah wisuda? (1)

Aku menulis ini karena banyak sekali yang bertanya padaku via bbm atau whatsapp. Kebanyakan pertanyaannya "Aku mau tanya, tolong jujur, selama habis wisuda ini kamu ngapain aja?" atau "Sekarang di mana setelah wisuda?" , "Mau kerja apa lanjut?" dan yang lebih ekstrem "Eh, kok kamu masih disini?" Semasa ngampus, aku sibuk kuliah dengan segudang tugas, kerja lab, ngerjain laporan, sesekali ikut penelitian dan lomba, jadi guru privat, dan lainnya. Alhamdulillah studiku di perkuliahan bisa aku selesaikan tepat empat tahun (dengan terseok-seok). Kebahagiaan ini terus bergulir hingga perayaan kelulusan datang di bulan September. Kemudian semua berubah biasa saja. Momen wisuda telah usai. Di H+1 wisuda, aku mengalami perubahan status yang sangat fundamental. Statusku bukan pelajar/mahasiswa lagi. Secara teknis aku pengangguran. Aku memutuskan tetap di Solo hingga akhir Oktober dan mulai memikirkan diriku harus bagaimana. Mau jadi apa. Aku bingung a...