Dalam sebulam ini, sudah tiga kali aku uring-uringan dengan suami. Entah mengapa ada saja hal yang membuatnya salah di mataku. Yang menurutku lebih salah lagi adalah suamiku tidak sadar juga apa yang membuatnya salah wkwk. Jadi lah beberapa hal aku utarakan dan beberapa kupendam dengan perasaan dongkol dan air mata.
Keadaan ini terasa tidak sehat untukku. Aku menganalisis beberapa faktor yang menyebabkan hal ini.
Hormon? Aku tidak pernah membenarkan perubahan hormon menyebabkan tingkah laku yang tidak baik. Mungkin hormon sangat berpengaruh bagi emosi seorang manusia, tapi kita punya kemampuan pengendalian diri sehingga tentu hormon bukan faktor utama.
Kesibukan mas? Ya kalau ini memang sesuatu yang menguras pikiranku. Apalagi kalau ada tamu, teman atau kerabat yang berkunjung ke kota kami, kesibukannya bisa dua kali lipat. Untuk sekadar telepon saja agak sulit karena berbagai aktivitasnya yang padat. Tapi tentu karena itu adalah keharusan dan tanggung jawabnya, maka bukan lah faktor utama. Apalagi suamiku tentu telah memasang skala prioritas dan aku menghargai itu. Hal ini tentu harus jadi penerimaan juga buatku.
Setelah aku kulik lagi, aku telah menemukan jawaban yang sebenarnya. Alasan yang lebih cocok dan semoga ke depannya bisa membuatku tersadar saat “uring-uringan” itu muncul kembali.
(Bersambung)
Komentar