Sebelum Latsar dimulai sebenarnya aku sudah "kena mental". Cerita angkatan-angkatan sebelumnya seperti momok yang selalu mengiringi penantianku. Tapi setelah aku sendiri menjalaninya, ternyata tidak seseram itu.
Tahap demi tahap aku lalui. Mulai dari MOOC dan ujiannya. Lalu zoom-zooman dengan couch, mengerjakan tugas-tugas dan mulai menyusun rencana aktualisasi. Semua itu berjalan begitu saja dengan santainya. Sibuk memang, tapi tidak sesibuk yang ada di pikiranku masa dulu -kukira sampai tidak sempat bernafas lega.
Di masa latsar itu, ternyata aku masih bisa membuat cireng. Masih sempat menonton series netflix bahkan beres-beres dan mengungsi 1 malam karena rumahku pernah kebanjiran. Saat masa latsar itu juga aku baru menerima mbak baru untuk si ucay. Rasanya sudah pasrah Lillahi ta'alaa. Sudah tidak tahu apakah harus percaya ke pada si mbak ini atau tidak. Apakah mbak ini akan betah atau tidak. Apakah rajin, jujur dan berniat lurus bekerja. Entahlah. Saat itu yang terpenting, kami punya ART dulu, setidaknya bisa bergantian untuk menjaga Kautsar saat aku mengajar.
Hingga massa klasikal tiba, ternyata semua berjalan dengan sangat baik.. Aku memesan satu kamar khusus di asrama untukku, anakku, dan pengasuhnya. Alhamdulillah aku ada di angkatan terakhir sehingga masih banyak kamar yang kosong. Aku juga memesan catering secara mandiri untuk Ucay dan si mbak. Ucay sungguh good boy. Sehari dua hari hingga selesai latsar, dia sungguh tenang dan penurut. Dia suka main-main di dalam kamar asrama dan menonton tv (aku bolehkan khusus saat itu karena dia tidak kuijinkan keluar kamar tanpa aku). Suamiku pun sering datang ke asrama, membawa barang-barang yang kuperlukan, main sama ucay dan juga mengambil pakaian kotor kami.
Bagi ibu-ibu, tentu Latsar memberikan arti yang sangat besar. Bukan cuma tentang lulus atau tidak tapi juga mengkondisikan diri dan keluarga tercinta dalam menjalani berbagai kesibukan yang penting ini. Aku sangat mengapresiasi teman-teman seangkatanku yang rela berpisah sementara dengan keluarganya demi menyelesaikan Latsar. Segala pengorbanan kita, alhamdulillah, diganjar dengan kelulusan 100%. Aku sangat bersyukur pada Allah atas kemudahan-kemudahan ini. Aku juga berterima kasih kepada my boys (mas dan Ucay) yang sudah mensupport aku dengan sangat besar dan jadi sumber kekuatan terbesarku. Saatnya untuk cerita baru lagi di kehidupan kami :)
Komentar