Seperti yang sudah umum terjadi, jika seseorang dinyatakan diterima pada seleksi CPNS dan pemberkasan telah lengkap, seseorang tersebut harus menjalani masa probation. Rata-rata satu tahun. Orang tersebut masih berstatus CPNS. Ada C-nya, alias calon. Itulah kenapa seleksinya dinamakan seleksi CPNS dan bukan seleksi PNS. Aku dulu bingung tentang itu. Meskipun muaranya tetap menjadi PNS, tapi ada beberapa syarat tambahan bagi para CPNS 80% untuk bisa menjadi 100%. Syarat utamanya adalah mengikuti dan lulus latsar CPNS. Kalau dulu sepertinya disebut diklat prajabatan. Nah, latsar CPNS ini durasinya bervariasi tergantung instansi yang mengadakan tapi kira-kira selama 1-3 bulan.
Dalan kurun waktu tersebut, pada "coachee" atau peserta latsar akan dikelompokkan dan dibimbing oleh seorang couch dari instansi penyelenggara Latsar (widyaiswara) serta mentor dari instansi tempat mereka bekerja. Selama periode Latsar, para peserta disuguhi materi, penugasan, pertemuan online dan juga offline. Seru lah pokoknya. Lebih seru lagi karena pada saat Latsar berlangsung, kita masih tetep bekerja seperti biasa dan tidak bebas tugas. Sungguh terbayang indah kesibukannya 😆
Sejak awal datang ke Samarinda, salah satu kegalauanku sebagai ibu-ibu adalah bagaimana Kautsar saat aku Latsar nanti. Bagaimana juga saat klasikal karena aku harus menginap 6 hari? Latsar ini sangat penting untuk keberjalanan karirku, tapi tentu anakku lebih penting dari apapun di dunia ini. Sebagai manusia biasa yang memiliki hasrat dan keinginan, tentu aku berharap keduanya dapat berjalan beriringan dengan harmoni.
Sejak masuk kerja, aku tidak langsung "dipanggil" untuk Latsar. Latsarnya memang diadakan bertahap dan per-angkatan sekitar 40 orang yang digabung dari berbagai kampus. Giliranku sepertinya masih jauh. Bulan demi bulan berlalu. Tapi panggilan Latsar belum juga tiba. Saat itu, aku selalu merasa gelisah.
Aku bukan gelisah atas latsarku. Tapi dalam dalam waktu tersebut, "mbak" yang mengasuh anakku selalu keluar tiap hampir satu bulan. Padahal aku berniat akan membawa si ucay saat Latsar klasikal nanti dan ditemani oleh pengasuhnya. Aku aku tidak mungkin meninggalkan si ucay dengan bapaknya selama 6 hari untuk kegiatan latsar di asrama. Dia masih ASI. Tapi siapa pengasuh yang bisa aku percaya untuk full menjaga ucay seharian kelak di rantauan ini. Percaya itu perlu proses. Dan selama ini, mempertaruhkan rasa percaya yang berkaitan dengan anak tentu sangat sulit.Dan hampir semua pengasuh yang aku terima, aku tidak kenal sebelumnya. Saat itu sudah kali keempat.
Mbak yang pertama sebenarnya cukup terpercaya. Aku sudah kenal sebelumnya karena dia berasal dari kampung halaman yang sama dan dulunya bekerja di rumah salah satu kerabatku. Tapi tidak terduga baru 10 hari bekerja, dia minta keluar. Sungguh jika diingat-ingat, rasa kesal yang kami rasakan masih terasa 😂😂 Tapi biarlah. Biar tersurat dan jadi kenangan untuk Kautsar kalau baca tulisan ini kelak. Sekaligus untuk pelajaran agar tidak jadi orang yang mengecewakan saat dipercaya. Kedua, agar selalu ikhlas menerima hal-hal yang di luar kendali kita. Ketiga, jangan terlalu berharap dan percaya dengan manusia. Keempat, jika kita memudahkan urusan orang lain tentu urusan kita akan dimudahkan oleh Allah dan tentu saja sebaliknya.
Oke, kembali lagi ke masalah Latsar. Aku belum juga memulai prajabku ini hingga akhirnya tersisa 3 orang saja termasuk aku. Lalu di Bulan September, alhamdulillah panggilan untukku akhirnua tiba. Sudah saatnya menyelesaikan tantangan yang sudah ditunggu-tunggu. Eits, tapi sebenarnya yang paling penting untukku adalah masa klasikal yaitu 6 hari menginap di asrama. Enam hari itu akan menentukan kelulusanku dan juga berpengaruh ke anakku, terutama kesehatannya.
Komentar