Tak terasa sudah empat tahun aku menikah dengan Pak Saep. Masya Allah ternyata udah lama ya wkwk. Rasanya baru kemarin resepsi pernikahan di Hari Sabtu. Seninnya, aku dan mas sudah terbang ke Kalimantan untuk merantau karena mas liburnya terbatas. Maklum anak baru.
Waktu itu, baru pertama kali aku menjejakkan kaki di tanah Borneo. Kami turun di Bandara Sepinggan. Setelah itu ke pelabuhan untuk naik speedboat kantor. Selepas naik speedboat, kami naik bus sampai ke site. Kebetulan mas tinggal di mess/basecamp perusahaan. Rasanya jauuh sekali. Padahal hanya 3-4 jam jam perjalanan darat. Jalanannya sepi, masih banyal pepohonan di kanan dan kiri. Aku menunggu-nunggu. Mana sih perumahannya. Seringkali aku bertanya selama di perjalanan, "Mas, nanti kalo udah sampe, rame kan tempatnya?"
Masuk ke Batu Kajang ternyata sangat ramai. Perkampungannya sudah padat. Lalu kami masuk ke terminal bus yang ada di dalam area perumahan. Perumahannya sangaat bagus. Cukup elit untuk kawasan itu. Lalu kami berjalan sampai ke mess. Mess IV :)
Dulu, sepertinya tidak ada rasa takut akan dibawa sejauh itu setelah pernikahan. Cuma modal percaya aja. Yang penting yakin. Tapi sampai di mess, rasanya bahagia. Mas langsung ganti spreinya karena pas ditinggal nikahan, seisi kamarnya masih berantakan. Lalu mas nyapu dan pasang karpet gambar spiderman. Katanya itu karpet yang paling bagus yang mas temukan di toko. Pernikahan kami bisa dibilang agak keburu-buru. Karena aku baru pulang dari exchange, mas juga awal masuk kerja di tempat yang baru dan sebenernya belum boleh cuti. Tapi alhamdulillah, semua sudah selesai dengan baik. Tinggal kami beradu dengan nasib untuk mempertahankan dan merawat semua yang telah kami mulai.
Empat bulan pertama saling adaptasi, saling belajar, saling memaafkan, saling tau apa yang disuka dan apa yang tidak. Subhanallah pokoknya walaupun sebenernya dijalani dengan biasa aja dan sungguh minim konflik. Bahkan hampir gak pernah. Kalaupun ada, bukan masalah yang berat. Alhamdulillah.
Empat tahun sudah usia pernikahan kami. Sepanjang itu juga kami berubah menjadi suami istri yang berbeda, seiring dengan peran dan tanggung jawab di tiap fasenya. Tak terasa juga mas jadi suami yang mulai mengurangi nongkrong, lebih rajin, mau belajar masak dan parenting, juga banyak hal lain yang mungkin dulu malas untuk dikerjakan. Aku pun harus rela mengurangi waktu bepergian dan hobiku, juga jam tidurku, dan harus putar otak menghadapi segala tantangan dalam mengurus bayi. Menikah itu memang sulit, penuh tanggung jawab. Apalagi kalau sudah ada si buah hati. Itulah mengapa banyak orang memilih tidak menikah, ataupun menikah namun childfree. Tapi percayalah, bagi yang memilih untuk menikah dan membangun keluarga : di balik kesulitan yang menghadang, ada banyak hal baik yang tidak bisa kita dapatkan saat lajang dulu. Hari-hari dengan dekapan suami dan senyuman anak yang sehat terasa lebih indah. Masa lajang memang membahagiakan di waktu itu, tapi sekarang rasanya jauh lebih menyenangkan dan kaya rasa. Tak terhingga. Level up of happiness 😆
Love, mom of KZS.
Komentar