Semenjak ada undang-undang pelarangan body shamming. Netizen negara berkembang (baca : Indonesia) sudah agak "mending" dalam berkomentar. Yang dulu dikit-dikit bilang "gendutan", "iteman", "kurusan", "tembeman", sekarang sudah lebih jarang. Masih banyak, tapi berkurang sedikit. Saya salut juga buat masyarakat yang selalu saling mengingatkan di kolom komentar. Meski akhirnya jadi baku hantam~ Kebanyakan obyek body shamming itu wanita, yang rentan disakiti hatinya. Pokoknya seringnya wanita. Alasannya karena biasanya wanita yang paling peduli tampilan fisiknya. Wanita pula yang sering membanding-bandingkan penampilan dirinya dengan orang lain. Kemudian berujung pada kegalauan tak bertepi. Produsen-produsen kosmetik dan obat-obatan pun dengan cerdiknya menjadikan wanita sebagai "lahan basah" dagangannya. Wanita tidak akan ragu-ragu mengeluarkan gepokan uang asalkan tercipta bentuk body yang dia sukai. Terpujilah kalian wahai...
Always look on the bright side of life