Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Dari Borneo hingga Pulau Percha

Tiga bulan setelah pernikahan benar-benar memberi arti. Hidup ini rasanya sudah nyaman, enggan sekali beranjak. Tapi hidup selalu dinamis. Ada tanggung jawab yang harus diselesaikan. Ada hati-hati yang perlu dijaga. Ada banyak peran yang dimainkan satu manusia. Dunia bukan surga tempat menikmati kegembiraan. Dunia adalah tempat manusia bersusah payah. Meski kebersamaan dengan orang yang tepat membuatku merasakan surga setiap harinya. Salah satu ujian pernikahan adalah perpisahan sementara. Seperti hari ini. Aku yang lunglai hari ini. Dada ini rasanya gemuruh, seperti genderang mau perang, tapi rapuh seperti mau runtuh. Ini kali pertama aku bepergian seorang diri dengan status "istri". Entah kenapa terasa lain. Dulu aku seorang yang kuat, kesana kesini pergi sendiri. Aku wanita mandiri dan sering dipuji karena mobilitasnya tinggi. Setelah menikah banyak perubahan yang terjadi. Dulu aku tidak pernah tidur nyenyak saat bepergian karena takut dicopet. Setelah menikah, aku bi...

Saling Memaafkan Setiap Hari

Tahun lalu di waktu hampir bersamaan saya mendapat cerita yang membuat saya lebih banyak berdoa. Ada pasangan yang baru menikah 6 bulan tapi tiba-tiba sang suami "pulang" lebih dulu. Kepulangannya pun tiba-tiba, yaitu saat mereka berdua tidur di penginapan saat pergi berlibur. Mengagetkan sekali. Pasti kepergiannya itu benar-benar cepat, tanpa persiapan, bahkan tanpa sempat mengucap selamat tinggal. Saya kemudian kepo di instagram sang istri dan entah kenapa saya jadi ikut merasakan yg sang istri rasakan. Ternyata mereka sudah saling mengenal sejak 2012, sudah seperti sahabat. Kemudian menikah di akhir tahun 2016. Saya jadi mikir gimana ya beratnya. Apalagi mereka tinggal di rumah sendiri, yang sekarang cuma ditempati sang istri. Saya jadi rutin mengecek instagram sang istri. Saya ingin tahu bagaimana cara sang istri bertahan dan menjalani harinya. Tapi akhinya saya stop. Lebih baik saya doakan saja daripada saya ikut terhanyut. Cerita lainnya saya dapatkan dari instagra...

Selepas Kau Pergi

Selepas kau pergi Tinggallah di sini ku sendiri Ku merasakan sesuatu Yang telah hilang di dalam hidupku Itu penggalan lirik lagu dari grup band Laluna (bukan Lucinta Luna) yang semasa SMP sering ku dengarkan di angkot. Ini bukan tulisan ABG galau. Ini curhatan seorang ibu rumah tangga yang ditinggal suaminya bekerja. Setelah menikah, aku diboyong suamiku ke kota tempatnya bekerja. Kami benar-benar tinggal hanya berdua jauh dari orang tua. Kami makan berdua, tidur berdua, nonton tv berdua, jalan-jalan pun berdua. Alhamdulillah keceriaan selalu menyelimuti isi "rumah" kami. Usia kami yang seumuran ternyata ada baiknya. Meski di internet sering diprediksi rawan konflik, tapi ternyata bi'idznillah tidak juga, malah membuat seru-seruannya lebih nyambung karena kami hidup di era yang sama.  Di antara aktivitas setelah aku menikah, ada hal aneh yang kurasakan. Hari demi hari, jam 7.20 menjadi saat-saat yang berat. Mas harus berangkat kerja. Setelah berpamitan, ...

Tanda-tanda Jodoh

Dulu aku jarang sekali bahkan tidak pernah terlihat punya pasangan (calon a.ka. pacar). Sebelum menikah aku memang selalu "single fighter" dan nyaman sekali dengan kondisi tsb. Toh teman-teman dekatku pun gak pacaran. Jadi, ketika aku mulai menyebar undangan pernikahan, banyak yang terperanjat  : "Cepet banget" "Gimana bisa yakin untuk nikah?" "Gimana tau si dia jodohmu atau enggak?" Aku cuma senyum saja dan menjawab sebisaku. Sekarang, akan aku jabarkan. Mari kita mulai agak serius tapi santai :) Kawan, jodoh itu bukan cuma pasangan. Menurutku, jodoh adalah apapun yang kaitannya dengan pertemuan, rezeki, dan takdir. Misalnya kita ke pasar pengen banget beli suatu barang, eh tau-tau udah sold out padahal kemaren masih banyak. Mungkin barang itu memang belum "jodoh"nya kita. Semacam itu lah definisi jodoh versiku. Definisi ini juga semoga membuat kawula muda tidak terlalu baper ketika kata itu disebut :D Untuk kasus ...

Senja di Satu Syawal

Waktu itu sore hari di 1 Syawal. Lebaran pertama kami dengan status baru. Kami tidak pulang pulang kampung dan berlebaran di rantau. Awalnya aku kira akan sepi, tapi ternyata tetangga pun jadi kerabat dan membuat lebaran ini sempurna. Setelah lelah makan dan berkeliling, kami duduk di kursi pinggir lapangan basket. Hampir 3 bulan pernikahan. Aku termenung, selama itu banyak hal yang terjadi, banyak hal yang berbeda dari diriku. Aku jadi senyum sendiri, kok bisa ya secepat ini. Untuk saudariku yang sudah menikah, bersyukurlah. Ingat, menikah itu pilihan. Siap menikah berarti siap menjadi orang yang berbeda dengan keikhlasan hati yang besar. Tapi Allah Maha Baik, banyak hal kecil diganjar pahala dan rahmat, bahkan menjanjikan kita bisa memilih masuk surga dari pintu mana saja. Teruntuk saudariku yang belum menikah, bersyukurlah juga. Great things take time. Bersyukurlah bahwa kalian masih punya kesempatan penuh untuk memperbaiki diri, naik kelas, dan memilih pasangan "t...