Tiga hari lagi adek berusia 4 bulan. Sudah sejauh ini ya perjalananku dan masih harus terus berlanjut sampai anak-anakku besar. Lama juga aku tidak menulis, mungkin ini akan jadi update my life so far.
Sepuluh hari setelah melahirkan Icay, suamiku berangkat ke Korea untuk studi S2. Meski sedih, aku masih tenang karena ada orang tuaku yang menemaniku. Hari-hari berjalan dengan berat, mengurus dua anak tanpa ART, tapi masih bisa terlampaui karena dukungan bapak dan mamak. Hampir setiap hari aku menangis. Karena lelah, karena rindu, juga karena Ucay yang tiba-tiba jadi sering tantrum. Entah bagaimana jadinya kalau aku sendirian. Hingga akhirnya Icay berusia 2,5 bulan dan orang tuaku bilang kalau mereka harus pulang kampung. Aku mulai kalang kabut mencari ART untuk mengerjakan pekerjaan harian dan momong Ucay. Akhirnya, ada ART yang aku pekerjakan, H-11 dari kepulangan orang tuaku hingga saat ini.
Punya ART baru tentu tidak mudah. Banyak hal yang membuatku mengelus dada. Tapi cutiku telah usai. Setidaknya pekerjaan rumah dan Ucay bisa terkondisikan meski aku perlu banyak turun tangan. Sedangkan Icay, 24/7 bersamaku. Bahkan, aku harus bekerja sambil menggendongnya setiap hari. Teman-temanku bilang aku kuat, tapi sebenarnya tidak. Aku lemah dan sering menangis. Sebagai seorang istri dan ibu dua anak, aku sering merindukan kehidupanku yang dulu. Kadang ingin juga bisa seperti suami-suami yang bisa pergi bebas. Dulu ketika aku lelah dan stress, aku masih punya banyak waktu untuk berbuat sesuatu. Bisa jalan-jalan dan pergi menyendiri. Bisa ikut banyak kegiatan untuk sekadar melupakan kesulitanku sejenak. Tapi kini, pergi ke warung sebelah pun rasanya sulit. Rumah yang jadi tempat ternyamanku kadang terasa menghimpit. Tapi hidup berjalan terus. Aku harus bertahan demi anak-anakku di tengah ketidakpastian kondisi mental dan finansial ini. I am irreplaceable for them.
Tapi kabar baiknya, tiga hari lagi Icay berusia empat bulan. Sekarang sudah bisa tengkurap sendiri. Dua minggu lagi, Ucay lulus PAUD. Setiap hari dia latihan “Cublak-cublak Suweng” untuk pentas seninya. Aku yakin semua perjalanan ini akan mendatangkan kebaikan. Semoga anak-anak selalu sehat, pintar dan menyejukkan.
Komentar