Manusia bisa lelah, bisa payah, dan rasanya ingin menyerah.
Manusia bisa mengaku kalah lalu bagai melambaikan bendera putih dengan tiang galah.
Setiap hari aku disuguhi aktivitas yang menjemukan. Terus menerus sampai bosan. Aku mungkin belum jadi istri sempurna karena belum ada keturunan. Hari-hariku masih diliputi bayang-bayang studi. Pagi hingga sore hari, banyaaak sekali agenda yang menanti. Malam yang singkat rasanya jadi tempat menumpahkan isi hati juga memanjakan diri.
Dalam perenungan hari-hari ini, aku bertanya-tanya. Aku saja lelah begini bagaimana mas ya. Sedari pagi hingga petang bahkan dini hari masih saja mengerjakan sesuatu.
Meski lelah, seorang suami tak pernah menyerah pada takdir. Lelaki sejati selalu giat bekerja, memenuhi nafkah untuk istri dan anak-anak. Mereka mungkin kesal pada kolega, tapi senyum bayi di rumah jadi obat paling mujarab. Tubuh mereka mungkin pegal, tapi tidak dirasa demi membuat keluarga nyaman untuk tinggal.
"Suamiku terima kasih untuk segala peluh yang menetes hingga hari ini. Terima kasih untuk lelah yang sering hadir dalam diri. Terima kasih atas semangat ekstra demi membuatku tidur lelap."
Semoga kita selalu sama-sama semangat hingga nanti bertemu lagi di kampung akhirat dan berkumpul di surga. Kekal selamanya.
Komentar