Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Takut Kehilangan

Pernah ga merasa takut kehilangan yang sangat besar? Aku pernah. Takut ditinggal ibuku. Waktu itu ibuku sakit, aku lagi ujian nasional SMA dan aku tidak diberi tahu sama sekali (aku tinggal di asrama). Setelah UN usai, dapat pengumuman diterima SNMPTN, lalu pulang ke rumah, aku tahu semuanya. Saat itu aku takut sekali kehilangan ibuku. Kemudian aku harus pergi lagi ke rantau untuk meneruskan kuliah dan itu rasanya beraaat sekali. Aku ga mau dapet kabar menyedihkan dari rumah. Tapi, alhamdulillah sekarang ibuku sudah jauh lebih baik dan semakin sehat. Kekhawatiran yang berlebihan itu telah sedikit pudar. Malam ini, aku merasakan lagi hal yang sama seperti beberapa tahun silam. Hal yang membuatku bergetar dan berdoa. Aku sungguh tak ingin kehilangan. Kali ini bukan pada ibuku, tapi pada seseorang, sebut saja A. Aku sudah cukup lama mengenalnya tapi baru beberapa tahun ini jadi akrab. Kami merasa cocok untuk sharing apa pun, diskusi serius atau pun bercanda, dan saling mendukung dalam se...

Nasihat ibu : yang dipilih dari perempuan

Tempo hari ibu saya menasihati saya banyak hal. Maklum, usia anaknya sudah mencapai seperempat abad, ibarat bunga sudah bukan kuncup lagi. Kata ibu, usia 25 tahun itu seperti bunga yang sedang mekar-mekarnya, sedang harum-harumnya dengan warna yang mencolok, menunggu dihinggapi kumbang atau kupu-kupu. Namun, k ita harus dihinggapi dengan cara yang santun, yang mau komitmen. Tidak serta merta kita tebar pesona ya biar cepet dapet pasangan.  Entah mengapa, bagi saya, agak malu jika perempuan yang maju duluan. Ini murni pendapat pribadi. Banyak juga wanita yang berjuang mendapatkan cinta sejatinya. Saya juga tahu kalau pihak Khadijah "Ath-Thahirah" "Sang Ratu Arab yang masyaa Allah cantik dan kaya" itu duluan yang "nembung" Nabi Muhammad. Saya yakin Allah telah mengaturnya demikian. Namun, kalau saya yang disuruh begitu, saya malu hehe. Mungkin sebagian wanita Indonesia juga malu dan "agak gengsi" kalau disuruh menyatakan suka duluan. Nah, berhubun...

Sholatnya gimana?

Sering ditanya begitu sama temen-temen. Urusan sholat memang yang pertama aku khawatirkan ketika pertama kali tiba di Jerman. Alasannya simpel : di sini ga ada ruang sholat di setiap tempat umum, ga ada fasilitas untuk wudhu dan ga ada istirahat sholat juga. Sebelumnya aku udah tanya sama dosen yang dulu kuliah di sini, di mana beliau sholat kalau lagi di kampus. Beliau menjelaskan kalo lagi di kampus beliau sholat di lab, atau perpus tapi kalo lagi keluar rumah, lebih ekstrem, bisa sholat di tram atau s-bahn (kereta). Aku pernah tanya temenku, muslim Egypt. Dia anak kedokteran dan kampusnya beda. Dia bilang biasa sholat di coffee room atau ruang kosong apa aja dan pinjem kunci ke bagian cleaning service.   Minggu pertama di sini, alhamdulillah fine, soalnya belum masuk kuliah. Aku cuma jalan-jalan puter kota Leipzig dan langsung pulang pas waktu sholat. Nah, pas udah masuk kuliah mulai kerasa sulitnya!!!!! Waktu sholat di sini selama autumn dan winter kira-kira : Subuh j...

Mendung

Hari ini sepertinya Kota Leipzig mendung. Langit pukul 7, seperti malam hari. Aku bergegas melihat perkiraan cuaca di ponselku. Nol derajat, hujan salju. Aku menengok ke luar jendela. Nggak ada salju. Ramalan cuaca memang sering salah. Namanya juga ramalan. Meski dengan ilmu, teknologi, perhitungan yang luar biasa kerennya, tak ada yang bisa menggangu qodarullah. Aku beranjak dari kasurku. Segera move on. Lapar. Segera kumakan saja nasi telur yang sudah ku siapkan. Aku putar otak. Aku ingin pergi jam 09.00. Aku harus belanja. Besok hari Ahad dan hampir semua toko tutup. Minggu kemarin aku kecolongan beli daging ayam yang ternyata tidak halal. Aku pikir semua produk dari trademark itu halal. Terpaksa dagingnya aku sumbangkan dan aku harus membeli bahan makanan lagi untuk persiapan musim dingin. Musim dingin = lapar tanpa henti. Jam 09.30 aku baru keluar dari studentenwohnheim. Aku siap mengahadapi cuaca dingin dengan baju dan celana lapis-lapis, pake longjohn, pake syal, dan sa...

Mencintai itu...

Mensyukuri. One word. Easy to say, difficult to do. Believe me.

Saat Tidak Bersemangat

Lama sekali tidak blogging. Kuliah dan lab course benar-benar menyita waktu. Dua minggu belakangan ini rasanya males banget ngapa-ngapain. Kuliah males, nge-lab males, makan males, dan males-males lain. Rasanya pengen pulang aja. Pengen berhenti. Pengen stop semua ini. Pernah ga sih ngerasa gitu? Pernah ga sih ngerasa " tidak bersemangat, terasa penat, hidup rasanya berat".. Ga mau berlarut-larut ga produktif, I have to do something! Aku coba berbagai cara untuk semangat. Salah satunya dengan membuat skenario menakutkan di pikiran supaya sadar dan cepet bangun. Misal lagi males belajar, biar semangat aku buat cerita : kalo ga belajar nanti ga lulus lho, kalo ga lulus nanti pulang-pulang malu, bla bla bla. Pikiranku malah balik jawab "gpp tuh". Eh ga mempan. Uuuuh jangaaan. Aku harus lulus! Aku coba cara lain: Nonton film! Biasanya kalo abis nonton film jadi semangat lagi dan kangen belajar karena ngerasa ngabisin waktu ga penting. Aku mulai cari-cari film d...