
Segera ku melangkah dengan pasti. Namun, terhenti sekejap. Sesosok makhluk Allah menyapaku. Ramah dan hangat. Benar-benar aku merasakan sesuatu di kalbuku. Aku mengamatinya sambil tersenyum. Kulitnya kusam dan rambutnya yang dikucir mulai memutih. Wajahnya kotor, bak tentara di medan perang. Pakaiannya benar-benar sangat sederhana. Dihiasi dengan lubang disana-sini. Namun, aku salut. Beliau benar-benar penantang alam, tidak memakai alas kaki. Di tangan kanannya ada karung dan karet gelang. Dia bukan orang gila. Ya, dia adalah pengemis dan mencoba meminta dariku. Aku mengamatinya lagi. Dan aku tak tahu apakah aku bodoh atau tidak, tapi aku meng-interview dirinya.

Setelah pertanyaan tadi kulontarkan, perbincangan kami semakin hangat. Aku merasa beliau adalah ukhti fillah. Aku terperanjat untuk kesekian kalinya bahwa ternyata ibu itu sangat paham tentang agama Islam. Beliau bergantian menasihatiku. Beliau bahkan mengucapkan beberapa hadits dan ayat al qur'an plus artinya dengan lancar. Aku seperti berada dalam kegiatan AAI (Asistensi Agama Islam). Akhirnya aku berpamitan dengan ibu itu karena waktu telah menjelang Dzuhur. Aku sangat berterima kasih dan memberinya selembar kertas dari isi dompetku. Sedikit. Amat sangat sedikit. Bahkan tak sebanding dengan apa yang beliau berikan padaku. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dari beliau.
Bekerjalah untuk duniamu seakan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan esok engkau mati. (Biharul Anwar, jilid 4, hal. 138)
Imam Hasan as berkata bahwa hendaknya kita beribadah (misalnya shalat) seakan esok hari kita akan mati, dan hendaknya kita bekerja (untuk dunia) seakan kita hidup selamanya.
Sahabatku, ilmu adalah bekal untuk hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Ilmu agama sangat penting. Namun, ilmu agama saja juga tidak cukup untuk membahagiakan diri kita di dunia. Begitu pun dengan ilmu dunia. Ilmu dunia tidak akan menyelamatkan kita kelak di hari pembalasan. Oleh karena itu, keseimbangan antara keduanya sangat diperlukan.
Ini termasuk salah satu pelajaran manajemen kalbu untuk kita. Saat sedang melakukan ritual ibadah, kita tidak perlu mengkhawatirkan urusan dunia, karena kita tak akan menikmati dunia ini selamanya. Kita hanya perlu berkonsentrasi pada ibadah yang kita lakukan saat ini, karena tak lama lagi kita akan mati.
Tapi, untuk hidup di dunia dengan layak kita perlu ilmu dunia. Ada 2 yang kita butuhkan : hardskill dan softskill. Hardskill sering diidentikkan dengan kemampuan akademis, sedangkan softkill lebih pada keterampilan, kepemimpinan, dan yang lainnya.
Oleh karena itu, dengan waktu yang masih Allah berikan pada kita mari kita rengkuh keduanya.. Together we can be better. Hamasah!! ^^
Komentar