Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Akhir yang mengawali

Bulan lalu, mas nunjukkin surat pengunduran diri. Tertanggal 26 Januari. Waktu itu seluruh beban bertumpu di ujung pena yang siap menulis tanda tangan. Mungkin lebih berat dari jaman aku mau resign dulu. ⠀ Sudah jelas. Batu Kajang sungguh ceria, tidak sekeras namanya. Di balik polemik eksploitasi hasil bumi oleh segelintir pihak kuasa, sebenarnya masih banyak mereka yang bersama-sama bekerja, berkomitmen menghijaukan seperti semula, sekaligus memajukan ekonomi desa. Mungkin boleh kau tanya warga Bumi Daya Taka. Di sana rumah bersama kami yang pertama. Satu persatu alam dan seisinya menjadi obat dahaga sukma. Keramahan insan jadi pelipur duka rindu kampung, rindu mama. Terima kasih teman-teman yang selalu ada dalam 3 tahun yang sangat berharga. ⠀ Sifat dasar manusia selalu mengejar rasa nyaman. Memang kita tidak tahu pasti akan baik buruknya masa depan yang kita pilih. Tapi di musim mendung pun selalu ada harapan agar matahari terbit lebih hangat. Allah sudah memberikan apa yang telah k

Kakak mau dengerin ummi kan?

Tidak terasa, kehamilanku sudah masuk ke trisemester tiga. 29 minggu. Artinya, kira-kira 2 bulan lagi aku akan berjumpa dengan malaikat kecilku. Tidak terasa juga aku makin merasakan gerakannya di rahimku. Tendangannya, pukulannya, tiap gerak halus tubuhnya, seperti menyiratkan pesan yang harus kupahami. Aku jadi sering mengajaknya mengobrol dan bercerita. Aku berharap si kakak terus mendengarkan di dalam sana. Kadang kakak seperti merespon ceritaku dengan gerakannya menyundul perut. Setidaknya aku meyakini bahwa bahwa kakak mengerti apa yang aku ucapkan. Bayi pintar.  Kakak, besok mau kan dengerin cerita-cerita ummi? Jangan bosan-bosan ya kak. Maaf ummi kalau cerita sering keterusan dan jadi lama wkwk. Sekarang pun begitu. Karena kita sekarang berdua saja, Kautsar. Kita saling memiliki. Rasanya dunia yang besar ini hanya dipenuhi oleh kamu, kak. Tempat ummi berkasih sayang, tempat ummi berkeluh kesah tanpa ummi ucapkan. Kamu pasti mengerti ya kak bagaimana perasaan ummi setiap harinya

Menjadi Ibu

Kehamilan membuat perbedaan mendalam di diri seseorang dan pasangannya. Sekarang, tiap keputusan kami selalu didasari kesehatan dan kenyamanan kakak. Aku dan mas mutusin untuk nitipin aku dan kakak di rumah orang tuaku sampai lahiran. Aku dan suami harus LDR. Sedih rasanya berpisah lagi tapi  dengan berbagai pertimbangan yang sudah matang, bahkan overcooked, itulah yang terbaik. Setelah menjalani hari-hari di rumah orang tua, aku jadi lebih sering mengamati mamak. Aku jadi tahu gimana ya perasaan mamak punya anak perempuan yang dikandung, dilahirkan, dibesarkan lalu dinikahkan eh terus tinggalnya jauh. Dulu aku sering protes kalo sedikit-sedikit disuruh pulang, tapi sekarang ya wajar banget kayaknya. Apalagi ibu cenderung lebih sehati dengan anak perempuan. Kedatanganku di sini jadi obat banget untuk mamak. Belum lahir anakku, tapi mamak sudah ikut mengurus dia. Menyiapkan sayur dan buah untukku, nyetelin murrotal deket perutku, dan beliin baju-baju untuk bayi lucuku kelak. Meski di se