Hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat, jadi jangan hanya melihat dari apa yang terlihat.
Di instagram, sepertinya semua orang terlihat bahagia. Makan makanan enak, jalan-jalan ke luar negeri, dengan segala romantisme bersama pasangan. Aku jadi nyinyir? Tidak. Ingin seperti itu? Tentu iya. Bagaimana tidak, teknologi yang semakin canggih membuat kita bisa kapanpun "kepo-in" orang lain. Privacy sekarang buka priority.Toh, malah kita sendiri yang secara "live" , "real time", memberi tahu kita sedang apa dan di mana. Tentu itu membuat orang lain jadi tahu aktivitas pribadi kita. Akibatnya apa? Kadang orang lain pasti berpikir :
Kok aku gak kayak gitu ya?
Aku juga mau seperti itu.
Itu dimana sih aku juga pengen ke situ.
Tempatnya bagus.
Makanannya kayaknya enak.
Ini mbaknya cocok banget sama masnya.
Pasangan ini romantis banget
dan semua anggapan lain berdasarkan yang terlihat.
Gak cuma di sosmed, di kehidupan nyata juga gitu. Kita sering ngerasa hidup orang lain jauh lebih indah dari kita. Padahal belum tentu!
Aku jadi ingat waktu aku masih jadi MDT. Aku biasa keluar masuk rumah sakit buat promosi produk. Walaupun begitu, aku masih sedikit canggung kalo ngobrol-ngobrol lama dengan bidan senior dan biasanya malah chit-chat sama mbak-mbak COASS. Waktu itu salah satu dokter COASS bertanya mengenai pekerjaanku. Dia tanya pekerjaannya apa, di mana, tugasnya apa saja dan bahkan tanya gajinya dan tunjangannya berapa. Aku jelaskan semuanya tanpa ditutup-tutupi karena sepertinya dia tertarik sekali. Suka dukanya aku sebutkan. Dan ternyata tanggapan dia adalah :
"Wah enak ya kerjaan kayak gitu".
"Enak gimana mbak?".
"Seru kayaknya, terus kan digaji".
Kemudian dia curhat tentang studinya, tentang tugas-tugasnya menuju jadi dokter, dan sometimes dia ga tau apa bisa bertahan. "Apa aku kuliah lagi aja ya ga usah jadi dokter?"
Aku kaget. Well, don't you know mbak? Sejak balita aku udah pengen jadi dokter, sudah membayangkan jas putih, menolong orang sakit, dan waaaah seneng lah kayaknya. Walau sekarang tidak tercapai, keinginan itu masih ada. Mbak yang sebentar lagi jadi dokter malah mau nyerah dan bilang kerjaanku enak hehe.
Everything is never as it seems.
Kita tidak pernah tahu kehidupan orang lain secara utuh, tidak tahu permasalahan apa yang dia hadapi, dan tidak tahu perjuangan seperti apa yang sudah dia lakukan untuk mencapai semua itu. Juga, kita juga pernah tidak tahu kenapa dia memilih atau tidak memilih suatu jalan yang menurut kita salah.
Dari situ aku tau kenapa ada ungkapan rumput tetangga lebih hijau.
Pic source : https://www.selectspecs.com/fashion-lifestyle/top-10-glasses-for-outdoors/
"Wah enak ya kerjaan kayak gitu".
"Enak gimana mbak?".
"Seru kayaknya, terus kan digaji".
Kemudian dia curhat tentang studinya, tentang tugas-tugasnya menuju jadi dokter, dan sometimes dia ga tau apa bisa bertahan. "Apa aku kuliah lagi aja ya ga usah jadi dokter?"
Aku kaget. Well, don't you know mbak? Sejak balita aku udah pengen jadi dokter, sudah membayangkan jas putih, menolong orang sakit, dan waaaah seneng lah kayaknya. Walau sekarang tidak tercapai, keinginan itu masih ada. Mbak yang sebentar lagi jadi dokter malah mau nyerah dan bilang kerjaanku enak hehe.
Everything is never as it seems.
Kita tidak pernah tahu kehidupan orang lain secara utuh, tidak tahu permasalahan apa yang dia hadapi, dan tidak tahu perjuangan seperti apa yang sudah dia lakukan untuk mencapai semua itu. Juga, kita juga pernah tidak tahu kenapa dia memilih atau tidak memilih suatu jalan yang menurut kita salah.
Dari situ aku tau kenapa ada ungkapan rumput tetangga lebih hijau.
Pic source : https://www.selectspecs.com/fashion-lifestyle/top-10-glasses-for-outdoors/
Komentar