Lanjutan.....
Mungkin kita harus ingat, ada beberapa hal yang terlupakan hingga membuat usaha kita seakan sia-sia. Apa sajakah ?
Niat
Niat itu sangat penting sekali. Segala sesuatu terhantung pada niat seperti yang tercantum di hadits. Tanpa niat yang suci dan tulus maka segala yang kita kerjakan hanyalah sia-sia belaka. Serem ya? Niat yang utama hanyalah untuk mencari ridho Allah. Hal ini sepertinya sulit jika kita tidak membiasakannya. Dunia sering membuat kita terlena sehingga kita mengutamakan hal lain daripada ridha Allah. Kalau kita berniat ujian dan dapat nilai bagus karenaingin dianggap pintar atau ingin dipuji sama si A maka jangan heran jika Allah tidak membantu kita.
Ikhlas
Ikhlas coy. Belajar harus ikhlas. Jangan mentang mentang banyak ujian kita mengeluh, menilai negatif, dan mengumpat. Ini penyakitnya kebanyakan mahasiswa, aku juga haha. Kita sering mengeluh tuh. Ah, sebel materinya banyak banget. Gak mudeng nih. Aku semangat kok walau yaah gak mudeng. Atau ucapan lainnya. Sering juga menilai negatif dosen kita atau sapa aja sebagai pelampiasan kekesalan pada ujian. Pada dasarnya manusia nggak suka ujian. Bener kan? kalau ada yang suka silakan tunjuk tangan. hehe. Pasti kita sering mikir negatif sebelum ujian. Ih bisa ga ya ntar. Ah pasti dosennya bikin soal yang sulit-sulit. Dosennya udah killer, pelit lagi. Pikiran negatif hanya akan memberi dorongan pada otak untuk melakukan hal-hal sesuai yang kita pikirkan itu. Jadi sob, ayo mikir yang positif aja, bahasa gaulnya positive thinking, oce? Nah yang satu lagi sering itu mengumpat atau misuh kalau dalam bahasa jawa. Nggak boleh itu misuh-misuhin dosennya atau temennya kalo sebelum ujian. Ntar jadi kebiasaan lho.
Efektifkah Belajar Kita?
Ada yang mengatakan bahwa kualitas itu lebih penting daripada kuantitas. Jadi jika kita belajar semalam suntuk bahkan sampai tidak tidur, belum tentu itu membuat kita pintar dan bisa mengerjakan ujian. Otak itu merupakan organ yang berperan. Otak itu seperti manusia punya jam kerja. Saat otak kinerjanya mulai menurun maka akan sulit bagi kita untuk menggunakannya dalam berpikir yang berat-berat. Seorang teman mengatakan otak akan efektif jika digunakan mulai setelah shubuh hingga siang, kemudian mulai jam 7 sampai dan 9 malam. Wah, ayo kita coba bener nggak ya?
Efektifkah Belajar Kita?
Ada yang mengatakan bahwa kualitas itu lebih penting daripada kuantitas. Jadi jika kita belajar semalam suntuk bahkan sampai tidak tidur, belum tentu itu membuat kita pintar dan bisa mengerjakan ujian. Otak itu merupakan organ yang berperan. Otak itu seperti manusia punya jam kerja. Saat otak kinerjanya mulai menurun maka akan sulit bagi kita untuk menggunakannya dalam berpikir yang berat-berat. Seorang teman mengatakan otak akan efektif jika digunakan mulai setelah shubuh hingga siang, kemudian mulai jam 7 sampai dan 9 malam. Wah, ayo kita coba bener nggak ya?
Tidur juga penting. Ayo teman-teman tidur yang cukup dan jangan banyak begadang (kayak aku). Suatu penelitian juga membuktikan tidur cukup dapat menguatkan daya ingat, bahkan kurang tidur dapat mengurangi kinerja otak atau agak lemot gitu.
Imbangi dengan Amal Sholeh
Ibu selalu mengingatkan bahwa selesaikan urusanmu dengan Allah maka Allah akan menyelesaikan urusanmu. Kakak kelas yang aktif di lembaga dakwah kampus pernah bilang "Jika kita membela agama Allah masa sih Allah tidak membantu kita, tidak mungkin kan?". Ketika kita sedang diuji ayo kita imbangi dengan amal sholeh. Perbanyak sodaqoh. Senyum dimana-mana. Asal jangan senyum-senyum sendiri ya.. :D dengan begitu Allah akan menolong kita. Jangan lupa juga shalat tepat waktu.
Benarkah Teman Kita Santai?
Belum tentu! Teman kita yang kita kira dapet nilai bagus tapi santai belum tentu lho seperti yang kita pikirkan. Kita tak pernah tahu dengan pasti seberapa besar usaha seseorang. Kecuali kita buntuti 24 jam hehe. Seseorang punya gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suda belajar sambil tidur-tiduran, ada yang sambil dengerin musik, atau ada juga yang sambil tidur beneran. Ada yang bisa belajar di tempat ramai, tapi ada juga yang bisanya di tempat sepi. Karena itu saat yang lain terlihat sibuk belajar belum tentu doi tidak belajar. Bisa jadi dia belajar di kantin atau di toilet (mungkin ga ya?). Mood dalam belajar juga beda-beda. Jadi saat kita tidur mungkin dia malah sedang mood belajar dan langsung masuk ilmunya. Setiap orang juga punya daya serap dan daya tangkap yang berbeda-beda. Mungkin ada yang baca sekali langsung hafal, ada yang berkali-kali belum hafal, ada juga yang belum baca udah hafal hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu kenali gaya belajar kita.
yang mungkin itu saja hasil observasi dan survey yang berhasil aku rangkum. Jika ada tambahan nanti bisa didiskusikan. Semoga kita bisa menerapkannya ya. Selain itu, semoga bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi yang menulis ^^
Ibu selalu mengingatkan bahwa selesaikan urusanmu dengan Allah maka Allah akan menyelesaikan urusanmu. Kakak kelas yang aktif di lembaga dakwah kampus pernah bilang "Jika kita membela agama Allah masa sih Allah tidak membantu kita, tidak mungkin kan?". Ketika kita sedang diuji ayo kita imbangi dengan amal sholeh. Perbanyak sodaqoh. Senyum dimana-mana. Asal jangan senyum-senyum sendiri ya.. :D dengan begitu Allah akan menolong kita. Jangan lupa juga shalat tepat waktu.
Benarkah Teman Kita Santai?
Belum tentu! Teman kita yang kita kira dapet nilai bagus tapi santai belum tentu lho seperti yang kita pikirkan. Kita tak pernah tahu dengan pasti seberapa besar usaha seseorang. Kecuali kita buntuti 24 jam hehe. Seseorang punya gaya belajar yang berbeda-beda. Ada yang suda belajar sambil tidur-tiduran, ada yang sambil dengerin musik, atau ada juga yang sambil tidur beneran. Ada yang bisa belajar di tempat ramai, tapi ada juga yang bisanya di tempat sepi. Karena itu saat yang lain terlihat sibuk belajar belum tentu doi tidak belajar. Bisa jadi dia belajar di kantin atau di toilet (mungkin ga ya?). Mood dalam belajar juga beda-beda. Jadi saat kita tidur mungkin dia malah sedang mood belajar dan langsung masuk ilmunya. Setiap orang juga punya daya serap dan daya tangkap yang berbeda-beda. Mungkin ada yang baca sekali langsung hafal, ada yang berkali-kali belum hafal, ada juga yang belum baca udah hafal hanya dengan mendengarkan. Oleh karena itu kenali gaya belajar kita.
yang mungkin itu saja hasil observasi dan survey yang berhasil aku rangkum. Jika ada tambahan nanti bisa didiskusikan. Semoga kita bisa menerapkannya ya. Selain itu, semoga bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bagi yang menulis ^^
Komentar