Entah kenapa sejak tinggal di Samarinda aku jadi sering memikirkan mamak. Pertama, aku membayangkan hari-hari mamak tanpa Kautsar. Kedua, aku jadi menyadari betapa banyak dosaku pada mamak dan mengapa aku tak banyak membahagiakannya saat di rumah. Dulu sekali, waktu suamiku diterima jadi PNS di Samarinda, mamak sibuk bertanya padaku. "Bisa gak Saif pindah ke Lampung?". Berkali-kali mamak tanya selama setahun penuh. Aku sampai super bosan. "Gak bisa mak, harus 10 tahun dulu. Gak tentu juga pindahnya ke Lampung". Selalu itu yang aku katakan pada mamak. Dan sama seperti biasanya, jawaban itu membuat mamak terdiam seperti memikirkan sesuatu yang besar. Gejolak wanita alpha ku malah berontak di hati. Aku merasa mamak terlalu ngatur aku, bahkan suamiku. Ibu mertuaku saja tidak keberatan kami tinggal di mana. Tapi mamak selalu seperti menyuruh tinggal di Lampung secara halus. "Kalo ada kerjaan, ada tempat tinggal, mauklah pindah ke Lampung". Aku mengatakannya den...
Always look on the bright side of life