Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Merawat yang terus tumbuh

Akhir-akhir ini aku sering tertawa kecil dengan tingkah mas. Ada perasaan senang, heran, terharu, juga tergelitik melihat suamiku mulai belajar memasak. Bagaimana tidak? Sejak menikah empat tahun yang lalu, aku tahu mas paling "pilih-pilih" pekerjaan rumah tangga. Bukannya tidak mau, tapi kalau bisa tidak dikerjakan, dia lebih memilih tidak. Apakah semua beban itu aku yang mengerjakan? Tidak juga. Sedari dulu mas lebih memilih laundry dan makan di luar. Lagian hanya tinggal seorang diri. Maklum lah kami pejuang LDR beda pulau. Jadi sejak menikah, aku pun jarang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Hanya saat kami bertemu, aku sesekali memasak, bersih-bersih dan menyetrika baju mas. Itupun tidak wajib. Mas tidak pernah mengharuskanku mengerjakan pekerjaan harian seperti itu. "Yang penting jaga hati mas aja" wkwk. Segala kerjaan kan bisa diwakilkan. Asiiik. Waktu itu aku berpikir, enak ya nikah kayak gini. Kayak masih pacaran. Aku sudah jadi istri, tapi masih jadi anak

Selamat satu tahun anakku :)

Kautsar, gak kerasa ya sekarang kakak udah satu tahun. Rasanya baru kemarin ummi pulang dari rumah sakit. Baru kemarin aqiqahan. Waktu lahir, kulit kakak bersih dan suara nangisnya paling keras. Ummi merasa paling bahagia saat itu. Awal mengurusmu, ummi masih kikuk. Ummi belum pernah ngurus bayi, apalagi bayi baru lahir. Alhamdulillah banyak orang yang membantu ummi sampai akhirnya ummi bisa fulltime jadi teman main kakak. Ada abi, ada mbah uti sama kakung, ada bina sama biyak juga. Kakak jadi yang paling disayang di rumah. Jadi pusat perhatian semua orang. Kautsar, terima kasih sudah jadi anak yang baik, anak yang sabar dan pengertian. Kalo kakak sudah besar, kakak harus tau kalau kakak anak yang luar biasa. Kakak jarang nangis, bayi yang anteng. Perkembangan kakak juga pesat. Usia 6 bulan sudah bisa merangkak, usia 10 bulan sudah bisa jalan. Masya Allah, tabarakallah. Semoga senantiasa jadi anak yang cerdas, qurrota a'yun, sehat jasmani batiniah dan hafidz qur'an. Allahumma a

Cukup

Teruntuk dirimu : teman perjalanan. Dulu, kita berdua pernah menggebu akan sesuatu. Setiap hari kita berpeluh, mengiba, penuh pengharapan pada Yang Kuasa. Waktu bergulir. Banyak babak terlampaui. Banyak tempat terlewati. Harapan perlahan dalam genggaman. Namun, nyatanya tak ada hajat yang benar-benar usai. Makin dapat, makin banyak akal hati ini merajuk pada-Nya. Hidup bagai abu di atas tunggul. Lalu kita tersadar, kita tidak punya apa-apa. Jadi, mari berhenti sejenak dari dunia sawala. Pejamkan mata. Rasakan dersik yang sedari dulu berirama. Dengarkan denyut alam yang tak pernah berhenti berdegup. Selagi jemari kita menyatu, semua ini rasanya lebih dari cukup. Besok kita berjalan lagi ke asmaraloka. Kita pejuang sejati. Kau panglima paling pemberani. Musuh bisa datang dari kanan dan kiri. Tapi pertahanan tersulit ternyata melawan diri sendiri. Mari berjerih payah, karena kemuliaan hanya pada mereka yang tidak pernah menyerah. Selalu hati-hati di jalan. Karena di setiap petualangan, j